MAKALAH FENOMENA AKUNTANSI



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 Msampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagiilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukanlagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang. Dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi ketidakpastian, antara lain mengenai kebutuhan akan kas.Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi – transaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.Arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan,bagimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan padasuatu periode tertentu. Holmes dan Nicholls (1989) mengungkapkan bahwa informasi akuntansi yang banyak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil dan menengah adalah informasi yang diharuskan menurut undang-undang atau peraturan (statutory).Selain itu, informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam pengggunaan informasi akuntansi sangat terbatas sekali. Banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada perusahaan kecil. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan.Dari uraian tersebut jelas bahwa industri menengah banyak mengalami kesulitan dalam memahami informasi akuntansi dengan baik. Padahal dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana,penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik.Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup (going concern) industri menengah,





 BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. AKUNTANSI
Pada awal dipraktekkannya akuntansi bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Selama tidak adanya struktur teori akuntansi formal, maka yang terjadi adalah banyaknya alternative metode pencatatan yang berlaku dalam praktek sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat. Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut :
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan “judgement” dalam penyusunan laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.
Sedangkan hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut :
1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktek akuntansi
2. Memberikan pedoman terhadap praktek dan prosedur akuntansi yang baru.
Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam menyajikan pandangan yang sistematis, fenomena dengan menunjukkan hubungan antara variable yang satu dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Webster’s Third New International Dictionary mendefinisikan teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan tentang hipotesa, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dipertanyakan.
McDonald memberikan tiga elemen teori :
1. Membuat kode sebagai symbol fenomena.
2. Mengkombinasikannya sesuai dengan peraturan.
3. Menerjemahkannya ke dalam fenomena yang sebenarnya terjadi.
Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adealah suatu system yang komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Keneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai suatu pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena. Teori bisa juga dianggap sebagai kerangka atau susunan ide, penjelasan fenomena dan prediksi prilaku yang akan datang. Teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan yang sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakannya dengan praktek. Karena teori adalah penjelasan, tetapi tidak semua penjelasan itu teori. Teori adalah penjelasan yang sistematik dan scientific. Dia menambahkan bahwa teori memiliki tiga dimensi, yaitu :
1. Reductnionism yang berarti bahwa teori itu di mulai dari asumsi-asumsi dimana teori itu tidak langsung merujuk ke obyek yang diobservasi (yang dipersepsikan) dan bukan pula pernyataan yang dapat diuji kebenarannya. Tetapi dia merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena dan sejenis alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.
2. Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah instrument atau alat menghitung yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang suatu observasi. Disini peranan teori adalah menjelaskan dan meramalkan.
3. Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan atau kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena, atau obyek.
Eldon S. Hendriksen (1970) mengutip definisi Eric I. Kohler, sepakat menerima definisi teori sebagai suatu set proporsi termasuk aksioma, teorema bersama definisi dan peraturan, kesimpulan formaldan informal yang diarahkan untuk menjelaskan suatu gabungan fakta atau kelompok kegiatan yang kongkret atau yang abstrak. Sedangkan menurut hendriksen sendiri teori adalah satu set susunan hipotesa, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk suatu bidang yang dipertanyakan. Sedangkan teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan yang logis dalam bentuk suatu set prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum dari rujukan di mana prinsip akuntansi dapat di nilai, (2) pedoman pengembangan praktek dan prosedur yang baru. Teori akuntansi bisa juga menjelaskan pratek yang berlaku saat ini dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang praktek tersebut. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan suatu set prinsip yang logis yang saling terkait yang membentuk kerangka umum sebagai rujukan untuk menilai dan mengembangkan praktek akuntansi yang baik.
Godfrey dkk (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefinisikan dalam berbagai cara misalnya, teori adalah system deduktif yaitu berupa pernyataan yang mengurangi generalisasi, yang lain menganggap bahwa teori adalah suatu susunan ide yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu. Teori bisa juaga secara sederhana dijelaskan sebagai alasan logis yang mendasari suatu pernyataan keyakinan. Apakah teori diterima atau di tolak tergantung pada kemampuannya meramalkan realitas, kemampuannya menjelaskan pratek akuntansi, dan kemampuannya menjadi dasar pengembangan paraktek akuntansi tersebut.
Dari beberapa definisi ini dapat di simpulkan bahwa akuntansi memiliki teori akuntansi. Beberapa pandangan tentang teori :
Teori ini merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan dalam bentuk dali-dalil yang disimpilkan dari fenomena dan disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat pendek yang berlaku secara umum. Teori biasanya diambil dari berbagai riset demi riset sehingga sampai pada suatu kesimpulan yang dapat berlaku unruk semua, universal, logis, konsisten, dapat diramalkan, obyektif. Obyek penelitianadalah fenomena social dan ekonomi. Fenomena ini dikaji, diteliti dan lahirlah suatu kesimpilanatau tesa, dari riset dan kesimpulan lain ditemukan anti tesa dan lahirlah sintesa sehingga mengkristal menjadi teori yang selanjutnya akan dikaji berulang kali. Sepanjang suatu teori dapat mempertahankan diri darikritikan dan verifikasi, maka dia tetap menjadi teori yang confirm dan masih berlaku.
Memang poper memperkenalkan pandangan “Falsification View” menurut pandangan ini apapun yang dilakukan dalam dunia ilmiah tidak akan mampu memberikan pernyataan absolute karenaapa yang bisa dilakukan peneliti atau ilmuwan hanya percobaan demi prcobaan, trial and error, pengujian hipotesa. Suatu teori bisa benar pada waktu kurun tertentu dan belum tentu benar pada kurun waktu yang lain. Menurut Lee D. Parker hanya “allah knows the true”. Hanya tuhan yang mengetahui yang benar, peneliti hanya mampu mendekati kebenaran hakiki itu. Menurut Poper apa yang bisa dilakukan teori adalah menolak atau menunjukkan hipotesa atau teori yang salah. Kita hanya mampu membuktikan bahwa hipotesa, pernyataan atau teori ini salah. Ini berarti bahwa pencarian teori itu melalui proses demi proses (refinement). Suatu teori mungkinbenar untuk keadaan tertentu bukan pada keadaan lain. Sejalan dengan pendapat ini maka Imre Lakatos membagi dua unsur ilmu yaitu:
1. Negative heuristic yang merupakan Inti utama penelitian yang menjelaskan asumsi dasar dari suatu Ilmu. Unsure ini tidak bisa difalsifikasi, ia adalah bersifat dogmatic yang harus diterima kebenarannya.
2. Positive heuristic merupakan “bumper” atau “belt” yang melingkungi “hard core” tadi. Ini yang terkena falsifikasi dan ini yang menjadi obyek riset para ilmuwan.
Kemudian muncul Kuhnian paradigm atau disebut juga ”disciplinary matrics”. Menurut Kuhn (1970) teori ilmiah dan perkembangan ilmu memiliki sifat revolusi artinya terjadi proses yang terus menerus untuk mengubah suatu teori yang tidak sesuai lagi (incompatible) dan menggantinyadengan teori yang lain. Menurut Kuhn siklus ilmu itu dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pre-science, di sini tidak ada ide atau ilmu yang umum.
2. Perkembangan berbagai pemikiran (school of thoght)
3. Munculnya paradigm yang dominan.
4. Muncul anomaly
5. Timbul krisis ilmu

Setelah krisis ilmu terjadi maka proses kembali ke awal, munculnya berbagai perkembangan pemikiran (nomor 2).
Kalau berbicara mengenai teori akuntansi maka yang dimaksudkan adalah kristalisasi fenomena yang dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat (preposition) yang disimpulkan dari fenomena interaksi bisnis etities dan pemakai laporan keuangan.
Berdasarkan pernyataan ini maka semestinya teori itu harus melihat dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan evolusi dari interaksi pemakai laporan keuangan dan situasi bisnis. Pemakai laporan keuangan menentukan tujuan laporan keuangan. Mereka inilah yang diminta pendapatnya untuk apa mereka mengganakan laporan keuangan. Dari pendapat ini para ahli merumuskan postulat, konsep, prinsip dasar, dan akhirnya dapat dijabarkan tehknik pencatatan akuntansi.
Hubungan antara pemakai laporan keuangan, fenomena social, prinsip akuntansi serta teori akuntansi dapat di lihat dari gambar sebagai berikut :Hubungan Pemakai Laporan Keuangan Teori Akuntansi
Dan fenomena social.
2.2. TEORI DAN PEMBUAT KEBIJAKAN AKUNTANSI

Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijaksanaan akuntansi. Teori bersama faktor politik dan kondisi dan sistem ekonomi akan menentukan pembuatan kebijakan akuntansi.Hubungan itu dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :
Gambar 1 : Lingkungan Akuntansi Keuangan

Dari gambar di atas jelas kita lihat bahwa dalam penyusunan kebijaksanaan akuntansi yang akan dijadikan sebagai dasar dalam praktek atau tehnik akuntansi di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
1. Teori Akuntansi
2. Faktor politik
3. Kondisi ekonomi
Hal ini membuktikan bahwa kita harus mempelajari teori akuntansi untuk dapat merumuskan kebijaksanaan yang tepat.
Lambat atau cepat,struktur akuntansi mestinya mengikuti evolusi perkembangan masyarakat.Perkembangan itu tentu akan mempengaruhi konsep,postulat akuntansi,prinsip dasar akuntansi,dan akhirnya tehnik ( metode pencatatan) akuntansi. Biasanya postulat, konsep, dan prinsip dasar akuntansi lebih bersifat jangka panjang dibandingkan dengan penggunaan teknik atau prosedur pencatatannya.
Jika kita lihat struktur ini maka wilayah teori akuntansi itu mencakup perumusan postulat,konsep,prinsip dasar,dan tehnik dasar akuntansi.
Kenyataan ini telah digambarkan dalam APB statement Nomor 4 sebagai berikut :
Prinsip akuntansi yang berlaku sekarang adalah merupakan hasil evolusi yang diperkirakan akan terus berlaku seterusnya.Perubahan bisa saja terjadi pada tingkat metode pancatatan (GAAP).GAAP ini berubah sebagai respon terhadap perubahan ekonomi dan kondisi sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan baru,permintaan para pemakai laporan keuangan yang mengharapkan informasi yang lebih bermanfaat.Sifat dinamis akuntansi kauangan itu dalam merespon perubahan keadaan menambah kegunaan informasi yang di sajikan.
Perubahan ini tentu tidak bisa dilaksanakan begitu saja.Perubahan harus dilakukan berdasarkan prinsip dalam kerangka teori akuntansi dan disiplinnya sendiri.disinilah hubungan antara teori akuntansi dengan prinsip akuntansi (GAAP) itu Teori ini harus debatable,refutable,arguable ,justifiable,terhadap kritik dan argumen baru yang di ungkapkan masyarakat.Proses ini di sebut dengan proses verivication theory,Teori yang tidak memiliki sifat itu maka rumusan prinsip yang dilahirkan akan rapuh.
Teori akuntansi oleh karenanya harus lahir dari proses kontruksi teori dan sekaligus verifikasi teori .Jika suatu teori tidak dapat bertahan pada proses verifikasi maka teori harus diganti dengan teori yang lebih baik ukurannya pada akhirnya kembali pada respon yang diberikan masyarakat pada output akuntansi itu.Committe on Accounting theory and verifikation mengungkapkan pendapatnya dalam konteks ini sebagai berikut :
”Teori ilmiah memberikan kepastian pengharapan atau ramalan tertentu tentang fenomena, jika fenomena yang diperkirakan ini terjadi maka teori disebut ”confirm”sebaliknya jika fenomena tidak terjadi maka di sebut ”anomalies”yang berarti harus dicari teori batu atau modifikasi terhadap teori lama.Tujuan penyusunan teori baru dan modifikasi teori lama adalah upaya mengubah anomalies menjadi confirm atau anggapan fenomena yang terjadi sesuai dengan kejadiannya.”
Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin terjadi dimasa yang kan datang. Kalau demikian halnya maka mestinya setiap negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri yang disimpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi sosial yang dimilikinya.Bukan mengambil alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi negara lain.
Hadibroto (Media Akuntansi 1988) menekankanpentingnya teori akuntansi. Menurut beliau ada sinyalemen yang berkembang yang menggangap bahwa seolah teori akuntansi tidak di butuhkan.Alasan yang mendasarri pemikiran ini adalah bahwa akuntansi bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat menjelaskan semua gejala-gejala akuntansi dalam prakteknya. Akuntansi bersifat teknis prosedural dia sama seperti mesin saja tidak memerlukan kreasi-kreasi atau inisiatif baru.
Pandangan ini adalah keliru,apa yang terdapat dalam aliran Positive Accounting Theory yang di pakai oleh watts dan zimmerman misalnya menjelaskan bahwa teori bukan aturan untuk memilih antara prosedur akuntansi yang satu dengan yang lainnya. Misalnya memilih prosedur yang lebih mencerminkan proses ”matching”pendapatan dan beban. Akan tetapi lebih luas.Teori akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktek akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatar belakangi penerapan suatu metode dalam praktek akuntansi. Misalnya, mengapa perusahan yang satu menggunakan metode depresiasi di percepat (Accelerated Depreciation)sedangkan perusahan lain menggunakan metode garis lurus.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang berdasarkan metode ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Asumsi-asumsi termasuk definisi variabel-variablenya dan logika yang menghubungkan antar variabel tersebut.Asumsi-asumsi, definisi logika dipergunakan untuk mengatur, menganalisa, memahami, gejala empiris yang menjadi perhatian.
2. Himpunan hipotesa-hipotesa yang penting. Sedangkan hipotesa merupakan anggapan awal dari sebuah fenomena atau masalah yang akan dianalisa.Tujuan teori akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktek akuntansi.
Teori akuntansi dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung menggunakan metode LIFO daripada FIFO. Teori akuntansi akan dapat memprediksi atau menemukan gejala akuntansiyang belum diketahui. Misalnya teori akuntansi dapat memberikan hipotesa mengenai sifat – sifat perusahaan yang menggunakan metode LIFO dibandingkan dengan menggunakan FIFO.
Untuk memperkuat argumen bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu yang didasari oleh metode ilmiah,maka akuntansipun mengalami perkembangan disiplin ilmunya. Watts dan Zimmernan menjelaskan perkembangan dari tiori akuntansi dari normatif ke teori akuntansi positif dan dewasa ini berkembang ke arah Teori Akuntansi interpretatif. Dimana masing-masing dalam menyusun teori tersebut terdapat berbagai pendekatan. Misalnya dalam teori akuntansi positif dilakukan pendekatan ekonomi dan perilaku (behavior)
2.3. SIFAT TEORI AKUNTANSI
Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul
Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan dapat :
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi ,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
Oleh karena itu tepatlah kesimpulan ahmed belkaoui yang menyatakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang lengkap apada setiap kurun waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain.Senada dengan kesimpulan ini American Accounting Association’s Committe On Concepts and Standard For External Reports yang menyebutkan bahwa :
1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif oleh karenanya.
2. Di dalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang diinginkan para pemakai laporan keuangan.
Untuk perumuan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalkan teori akuntansi ansich,harus menggunakan literatur akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori akuntansi merupaka instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan pada para pemakainya.

2.4. PERIODISASI TEORI AKUNTANSI

Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:
1. Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis.
2. General scientific period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan AAA ”A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.
3. Normative period (1956-1970)
Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan “norma-norma” atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalamperiode ini ”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What should be”. Pada periode ini muncul kritik terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya ”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah: An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory.
4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik karena:
(1) teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.
(2) teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian. Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimasi pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau bonus mereka. Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam mana bonus plan diberlakukan. Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktek akuntansi.
Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan antara Riset Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi agar lebih bermanfaat bagi praktisi.


2.5. METODE PERUMUSAN (KONSTUKSI)
Dalam literatur kita akan bingung menemukan berbagai penggolongan dan istilah yang beragam untuk menjelaskan metode perumusan ini serta serta sifat dan tata caranya. Kita akan mencoba merangkum berbagai pendapatan ini sehingga dapat menggambarkan metode yang terdapat dalam literatur.
Merumuskan teori akuntansi mesti memiliki metode. Dari berbagai pendapat dan praktek, Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literatur dikenal beberapa metode:
1. Metode Deskriftif (pragmatic) yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA”. Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive. Dia menjelaskan dan menganalisa praktek yang ada dan diterima sekarang. Di sini diamati perilaku akuntan dalam berhubungan dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Metode ini disebut juga deskriptive accounting atau deskriptive theory of accounting. Beberapa contoh prinsip akuntansi yang menggunakan metode ini adalah buku Paul Grady: Inventory of General Accepted Accounting Principle for Business En terprises, APB Statement No. 4, Skinners and Ijiri.
2. Psychological pragmatic, di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi itu (laporan keuangan) yangdisusun dari berbagi aturan, standar , prinsip atau pedoman. Jika ada reaksi maka dianggap bahwa ternyata akuntansi itu bermanfaat dan relevan. Namun diakui juga bisa saja terjadi reaksi yang tidak logis dari pengguna laporan keuangan sehingga bukan saja reaksi itu disebabkan laporan keuangan.
3. Metode Normatif (1950-1960) yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA YANG SEMESTINYA”. Di sini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Metode ini disebut juga normative accounting research atau normative theory of accounting. Metode ini berguna dalam hal membahas isu “true income” dan “decision usefulness”. Metode ini diatur antara lain oleh: Moonitz, Sprouse and Moonitz, A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dari AAA, Edward and Bell, Chambers.
4. Metode Positive (1970an) yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini maka dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian dikembangkan teori untuk menjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara terstuktur dan peraturan yang standar dengan melakuklan perumusan masalah, penyusunan hipotesa, pengumpulan data dan pengujian statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesa yang dirumuskan diterima atau tidak. Para pendukung ini menyebut metode inilah yang digolongkan sebagai ”ilmiah” karena menggunakan peraturean yang terstruktur dan data empiris yang objektif dan model statistik matematik yang bersifat logik. Dalam penggolongan lain disebut metode kuantitatif (Quantitatif Research). Namun bukan berarti metode ini tidak mendapatkan kritik. Disamping metode kuantitatif ini dibuat juga penggolongan lain yaitu metode kualitatif (Qualitatif Research). Metode kualitatif tidak harus didasarkan pada model yang terstruktur dan analisa yang menggunakan matematik atau statistik. Disamping penggolongan berdasarkan kuantitatif dan kualitatif ada juga penggolongan Scientific Research dan Naturalistic Research. Scientific disamakan dengan positive atau quantitative sedangkan Naturalistic disamakan dengan metode kualitatif.


2.6. PENDEKATAN DALAM PERUMUSAN TEORI
Teori adalah rumusan yang direduksi dari kenyataan atau praktek. Menurut Godfrey dkk (1992) dalam mengaitkan antara teori (dunia abstrak) dan kenyataan (dunia pengalaman) dikenal 3 hubungan dalam struktur teoritis:
1. Syntactis
Di sini teori itu dirumuskan dalam bentuk hubungan logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan seperti aturan bahasa (grammar), aturan matematik dan sebagainya. Biasanya rumusan teori menggunakan sylogism yang memberikan hubungan logis. Sylogism tidak dimaksudkan menyatakan kebenaran tetapi hanya hubungan logis, seperti:
Premis 1: seluruh perkiraan aktiva bersaldo debet
Premis 2: Biaya Sewa bersaldo debet
Kesimpulan: Biaya sewa adalah aktiva
Rangkaian premis dan kesimpulan di atas itu merupakan bahasa teori dalam permainan logika. Tidak seluruhnya stuktur silogisme itu bisa menjamin kebenaran. Syntactis hanya menggambarkan dunia kenyataan dalam bentuk bahasa ilmiah atau teori.
2. Semantic
Di sini teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke obyek nyata. Hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional. Semantic menyangkut hubungan kata, tanda atau simbol dari kenyataan. Sehingga teori ini lebih mudah dipahami, realistik dan berarti. Misalnya Kesamaan akuntansi Aktiva = Utang + Modal.
3. Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Di sini hubungan pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, simbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang. Teori akuntansi dianggap harus bermanfaat bagi pengambil keputusan sehingga informasi akuntansi juga harus sesuai dengan kebutuhan para pengambil keputusan ini.

Teori harus mampu merumuskan kebenaran sehingga teori ini harus terus-menerus diuji dan diverifikasi. Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang menentukan kebenaran:
1. Dogmatic, suatu pernyataan atau teori dapat kita sebut benar jika pihak yang menyampaikannya memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran itu dan ini tidak perlu diuji lagi. keyakinan kepada kebenaran ini hanya berdasarkan pada kepercayaan, keyakinan atau iman seseorang. Sumber dogma ini misalnya berasal dari keyakinan agama, kharisma seseorang, jabatan, indoktrinasi, dan lain sebagainya. Dalam akuntansi ada beberapa lembaga yang dikenal otoritasnya dalam menelorkan teori akuntansi misalnya AAA, FASB, IAI dan sebagainya.
2. Self evident, di sini kebenaran dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan, pengalaman. Misalnya disebutkan bahwa akuntansi menggunakan harga pasar. Pernyataan ini rasanya tidak perlu lagi diuji kebenarannya karena sudah terbukti sendiri berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pengamatan kita.
3. Scientific, di sini kebenaran itu dibuktikan oleh suatu metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji dan seterusnya berulang secara terus-menerus. Metode ilmiah ini sangat beragam dan akan kita bahas berikut ini.

Perumusan Teori Akuntansi
Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi. Masing-masing penulis memberikan metode yang diikutinya. Dalam bab ini kita pakai saja penjelasan dari Belkaoui tentang pendekatan dalam perumusan teori akuntansi sebagai berikut:
I. Pendekatan informal yang dibagi dalam:
1. Pragmatis, Praktis, Non teoritis
2. Otoriter
II. Pendekatan Teoritis yang dibaginya dalam:
1. Deduktif
2. Induktif
3. Etik
4. Sosiologis
5. Ekonomi
6. Eklektif

I. 1. Pendekatan non teoritis:
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi. Didasarkan pada keadaanpraktek di lapangan. Di sini yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal yang berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis. Menurut pendekatan ini prinsip akuntansi yang dipakai adalah didasarkan pada kegunaannya bagi para pemakai laporan keuangan dan relevansinya dengan proses pengambilan keputusan.
2. Pendekatan otoriter
Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi. Biasanya organisasi profesipun tetap memperhatikan aspek praktis dan pragmatis. Oleh karena itu maka pendekatan otoriter ini digolongkan juga sebagai pragmatis.

II. 1. Deduktif
Dalam metode ini perumusan teori dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsif akuntansi) dan selanjutnya dari rumusan dasar ini diambil kesimpulan logistentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Jadi perumusan dimulai dari dalil umum kepada dalil khusus. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi di mana dirumuskan dahulu tujuan laporan keuangan, rumusan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik akuntansi. Dalam hal ini teori diuji dari posisinya dalam menampung keinginan praktek. Jika pemakai dalam praktek diterima maka dianggap teori itu diterima atau verified, sebaliknya jika tidak diterima disebut falsified.
Beberapa pendukung metode ini adalah: Paton, Canning, Sweeney, MacNeal, Alexander, Edward and Bell, Moonitz, dan Sprouse and Moonitz.
2. Induktif
Dalam metode ini penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagi sample dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). Tahap yang dilalui adalah:
1. Mengumpulkan semua observasi.
2. Analisis dan golongan observasi berdasarkan hubungan yang berulang-ulang dan sejenis, seragam, mirip.
3. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan hubungan yang berulang-ulang tadi.
4. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.
Tidak seperti pendekatan deduktif, dalam pendekatan induktif ini kebenaran dan kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lainnya, tetapi harus melalui pengujian empiris. Dalam pendekatan induktif kebenaran suatu dalil tergantung pada pengamatan terhadap contoh yang cukup dari hubungan kasus yang berulang-ulang dan seragam. Para teoritisi yang menggunakan pendekatan ini adalah: Hatfield, Gilman, Littlelton, Paton and Littlelton, dan Ijiri.
3. Etik
Dalam pendekatan ini digunakan konsep kewajaran , keadilan, pemilikan, dan kebenaran. Patillo menyebutkan dalam metode ini standar dasarnya adalah etika, metodenya logis dan ”coherent” dan penerapannya di lapangan. Jadi sebenarnya dimensi yang diutamakan dalam perumusan teori itu diutamakan dari sudut etikanya, tanpa menyebut bahwa pendekatan lain tidak beretika. Pendekatan ini diperkenalkan oleh D.R. Scott. Menurut beliau kriteria yang harus digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil. Disajikan kebenaran dalam arti laporan yang benar dan akurat tanpa mengundang salah tafsir, dan kewajaran dalam arti penyajiannya wajar, tidak bias, dan tidak sebagian-sebagian.
Dalam buku lain dikenal dengan ”Pendekatan Peristiwa” (Event Approach) artinya dalam perumusan teori kita harus memperhatikan semua pihak jangan hanya memperhatikan pihak-pihak tertentu saja. Pendekatan ini mirip pendekatan etik ini.
4. Sosiologis
Dalam pendekatan ini yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak sosial dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung akuntansi tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan inilah sebagai embrio Socio Economic Accounting atau Social Responsibility Accounting. Pendekatan ini seolah merupakan perluasan dari konsep etik dimana yang menjadi focus perhatian adalah kesejahteraan seluruh masyarakat bukan saja pemilik. Menurut konsep ini prinsip akuntansi dinilai dari penerimaan dari seluruh pihak terhadap laporan keuangan, khususnya yang melaporkan tentang dampak perusahaan terhadap masyarakat. Akuntansi dalam model ini harus dapat memberikan pertimbangan dalam mengambil kesimpulan terhadap kesejahteraan masyarakat. Para penulis yang mengkaji isu ini adalah Belkaoui dan Beams dan Fertig, Ladd, Littlelton, dan Zimmerman.
5. Makro Ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada kontrol pada perilaku indikator makro ekonomi atau generar economic welfare yang menghasilkan perumusan teknik akuntansi. Sehingga dalam pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekomomi nasional. Misalnya teknik LIFO lebih menarik daripada FIFO pada masa inflasi. Dari pendekatan ini maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi.
b. Pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomis.
Pendekatan ini banyak dianut oleh FASB.

6. Eklektif
Jika dalam perumusan teori akuntansi digunakan tidak hanya satu pendekatan, tetapi berbagai kombinasi pendekatan maka disebut eklektif.

Dari literatur lain kita mengenal pendekatan komunikatif (communication theory) dalam perumusan teori akuntansi. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bedford dan Baldouni yang menganggap bahwa akuntansi adalah sebagai suatu sistem yang terpadu dalam proses komunikasi. Di sini dirumuskan informasi apa yang perlu dan disajikan oleh perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan. ASOBAT (A Statement of Basic Accounting Theory) termasuk menggunakan teori ini. Banyak lagi pendekatan lain yang perlu dikemukakan di sini antara lain: behavioral approach, yang menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan oleh informasi akuntansi, pragmatic, nontheoretical approach (perumusannya tidak didasarkan pada dasr teori yang berlaku. Keadaan ini terjadi pada periode awal perkembangan akuntansi), theory of account approach yang melihat akuntansi dari aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori double entry.

2.7. PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI DI INDONESIA
Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya untuk merumuskan teori maupun standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau terakhir dari IASC (International Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di Tanah Air. Standar Akuntansi Keuangan maupun Pernyataan Standar Pemeriksaan masih mengadopsi atau menerjemahkan standar atau pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi minor. Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya. Dalam sebuah kuliahnya di gedung baja (1991), Belkaoui menganjurkan agar setiap negara memiliki teori akuntansi sendiri termasuk Indonesia. Menurut beliau teori akuntansi lahir dari kondisi, lingkungan, dan situasi ekonomi dan sosial yang ada disuatu negara yang tentu akan berbeda dengan negara lainnya. Akibatnya kita tidak akan tepat jika menggunakan teori akuntansi yang dilahirkan dari negara lain dengan situasi dan kondisi yang berbeda dengan negara kita.
Menurut penulis buku ini, tentu sangat ideal dan tidak akan mungkin dapat kita wujudkan dalam jangka pendek. Namun pada dasarnya kita harus membuat agenda menuju ke sana. Oleh karena itu para peneliti akuntansi, pemerintah, Fakultas Ekonomi serta Kantor Akuntan Publik sudah selayaknya memikirkan permasalahan ini dengan upaya yang intens untuk melakukan berbagai penelitian akuntansi. Sebelum hal itu terwujud maka sebaiknya profesi dan pemerintah sudah harus melakukan upaya-upaya dalam perumusan teori dan standar akuntansi Indonesia yang digali dari kondisi kita. Dan tentu saja teori akuntansi yang sudah ada khususnya dari negara lain seperti dari Amerika dapat kita jadikan sebagai dasar atau pedoman dalam merumuskan teori kita atau mengisi teori yang masih lowong.

SIFAT DASAR AKUNTANSI: BERBAGAI PANDANGAN
Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu bidang tertentu. The Handbook of Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independent, system-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa pandangan tersebut antara lain:
1. Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis-sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan social, ekonomi, dan politik saat ini. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos, symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang di dalamnya agen-agen social dapat saling berinteraksi. Kedua pandangan ini mewujud dalam pandangan umum bahwa akuntansi juga instrumen rasionalisasi ekonomi dan alat system kapitalisme (Weber).
2. Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
Pengakuan akuntansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen: (1) Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa dan (2) Tata Bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis.
3. Akuntansi Sebagai Catatan Peristiwa Yang Lalu
Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan data transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Catatan akuntansi menyediakan pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang disediakan pemilik. Pengukuran konsep tanggungjawab telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Periode pure custodial dan traditional custodial mengacu pada kepentingan agen mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada principal yang menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan. Periode asset-utilization mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian asset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Periode open-ended mengacu pada kemungkinan agen merencanakan aliran pemanfaatan asset.
4. Akuntansi Sebagai Realita Ekonomi Saat Ini
Argumen yang mendasarinya adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi daripada kos histories.
5. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris, (1) pandangan ini mengasumsikan bahwa system akuntansi merupakan satu-satunya system pengukuran formal dalam organisasi, (2) pandangan ini memunculkan kemungkinan desain system akuntansi yang optimal yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
6. Akuntansi Sebagai Sebagai Komoditas
Sebagai sebuah komoditas umum, akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan yang berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian antarorganisasi dengan lingkungannya.

PENYUSUNAN DAN PEMBUKUAN TEORI
Walaupun akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam bidang spesifik, namun praktiknya dilakukan dalam kerangka konseptual implicit yang terdiri dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh kegunaan dan logika yang dikandungnya. Petunjuk yang disebut sebagai ‘prinsip-prinsio akuntansi berterima umum/PABU’ (Generally Accepted Accounting Principles/GAAP) ini mengarahkan profesi akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan dalam penyiapan laporan keuangan dengan suatu cara yang dianggap sebagai praktek terbaik. Teori seharusnya tunduk terhadap pengujian yang bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya. Jika suatu teori bersifat matematis, pembuktian sebaiknya diprediksi melalui konsistensi logis. Apabila teori didasarkan pada fenomena fisik atau social, pembuktiannya sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara kejadian-kejadian dan observasi-observasi sesungguhnya yang digunakan untuk membuat kesimpulan. Suatu teori akuntansi seharusnya dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada: saat sejumlah fenomena muncul, fenomena-fenomena tersebut diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori tersebut.


SIFAT DASAR TEORI AKUNTANSI
Pada awalnya tidak ada teori akuntansi yang komprehensif. Banyak teori muncul karena dipakainya pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari upaya pengembangan teori yang sudah ada sebelumnya dan bersifat setengah jadi (middle range), daripada melalui pengembangan suatu teori yang komprehensif.
Namun ada beberapa pencetus teori yang berpendapat sebaliknya. E.S Hendrikson mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana praktek akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengembangan praktek dan prosedur baru. McDonald berargumen bahwa akuntansi menggunakan penyajian secara simbolis atau symbol ‘debit’, ‘kredit’, dan semua terminology yang digunakan merupakan symbol yang pantas dan unik untuk bidang akuntansi; akuntansi menggunakan aturan penerjemahan, penyandian (penyajian kejadian dan transaksi ekonomi secara simbolis) merupakan suatu proses pengubahan ke dan dari symbol-simbol; dan akuntansi menggunakan aturan manipulasi, teknik-teknik untuk menetapkan profit sebaiknya didasarkan pada aturan untuk memanipulasi symbol-simbol akuntansi.
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan CertifiedGeneral Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).


BAB 3
KESIMPULAN

3.1. Simpulan
Dari uraian diatas maka dapat kami simpulkan bahwa banyak para pakar mengemukakan mengenai teori akuntansi, baik itu Vernon Kam, Kuhnian, dan masih banyak lagi pakar-pakar yang mengemukakannya. Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang berdasarkan metode ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Asumsi-asumsi termasuk definisi variabel-variablenya dan logika yang menghubungkan antar variabel tersebut. Asumsi-asumsi, definisi logika dipergunakan untuk mengatur, menganalisa, memahami, gejala empiris yang menjadi perhatian.
2. Himpunan hipotesa-hipotesa yang penting. Sedangkan hipotesa merupakan anggapan awal dari sebuah fenomena atau masalah yang akan dianalisa. Tujuan teori akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktek akuntansi.
Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul. Dalam merumuskan teori akuntansi, ada beberapa metode yang dapat dipergunakan yaitu metode deskriptif (pragmatic), psichological pragmatic, metode normatif dan metode positive.
Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya untuk merumuskan teori maupun standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau terakhir dari IASC (International Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di Tanah Air.
3.2 Saran
Dalam hal ini, penyusun dapat memberikan saran seharusnya teori akuntansi dapat di implementasikan sesuai dengan kondisi, lingkungan, dan situasi ekonomi agar dapat dijadikan dasar atau pedoman dalam penuyusunan teori akuntansi yang lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA
Harahap,sofyan syafri.2002.Teori Akuntansi.Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
http://www.skripsi-tesis.com/search/latar+belakang+teori+akuntansi
www.pengusahamuslim.com/strategi-bisnis/pembukuan-dan-administrasi/523-menggunakan-software-akuntansi-tanpa-memahami-teori-akuntansi
http://pastiadakomang.blogspot.com/2010/04/teori-akuntansi-dan-perumusannya.html

Terima kasih kepada Bapak Sigit Sukmono Dosen Universitas Gunadarma yang telah membimbing saya selama satu semester ini.see you
READ MORE - MAKALAH FENOMENA AKUNTANSI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

PENGARUH IFRS TERHADAP ASURANSI

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, kontribusi pendapatan premi industri asuransi jiwa pada 2010 telah didominasi produk unitlinked yang mencapai Rp 44,73 triliun atau 58,87% dari total pendapatan premi sebesar Rp 75,98 triliun. Pada 2010, pendapatan premi yang dibukukan perusahaan asuransi jiwa dari produk konvensional hanya Rp 31,25 triliun atau 41,13% dari total kontribusi premi. Kontribusi ini berubah dibandingkan tahun sebelumnya, di mana unitlinked hanya memberikan kontribusi 35,69% atau sebesar Rp 21,5 triliun dari total pendapatan premi Rp 60,24 triliun. Pendapatan premi dari produk asuransi konvensional pada 2009 tercatat 64,29% atau Rp 38,73 triliun.Pendapatan premi dari produk asuransi unitlinked pada 2010 jugatumbuh 108%. Pada tahun 2009, pendapatan premi dari produk asuransi unitlinked meningkat 55,22% dari 2008 yang hanya Rp 13,85 triliun. Sementara itu, pendapatan premi dari produk konvensional pada 2010 turun 19,3%. Hary Prasetyo, Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), perusahaan asuransi jiwa skala besar milik pemerintah, mengatakan aturan PSAK yang akan diterapkan tahun depan akan menahan minat perusahaan memperbesar produk unitlinked. Perusahaan berencana mengeluarkan produk unitlinked baru tahun depan, tetapi target yang ditetapkan tidak akan terlalu besar. Jiwasraya akan lebih fokus kepada produk lain yang nilai preminya dicatatkan utuh dalam pembukuan.Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berencana mengeluarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) hasil konvergensi standar akuntansi internasional pada tahun 2012. Menurut pejabat Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, aturan ini diprediksi akan mengurangi pendapatan premi industri asuransi jiwa tahundepan. Benny Waworuntu, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa, mengatakan pada 2012 Bapepam-LK akan menerapkan pencatatan PSAK yang memisahkan transaksi premi murni dan premi investasi atau kontrak asuransi dan kontrak investasi. "Nantinya, kontrak investasi atau premi investasi tidak lagi dicatatkan sebagai pendapatan premi dalam laporan keuangan berdasarkan ketentuan yang baru," kata Benny. Penurunan pendapatan premi ini hanya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan, namun nilai pendapatan premi yang diterima perusahaan belum tentu terpengaruh. Selama ini, pencatatn sesuai PSAK 28 dan PSAK 36 belum membedakan perolehan premi yang masuk menurut pemaparan industri asuransi. Penurunan pendapatan premi ini akan terjadi pada perusahaan-perusahaan yang banyak mengandalkan penjualan produk unitlinked. Dalam ketentuan PSAK yang baru tersebut, pemisahan pencatatan pendapatan premi dari kontrak asuransi dan kontrak investasi akan dilakukan perusahaan asuransi sendiri. Benny menilai lebih baik Bapepam-LK yang melakukan pemisahan ini agar terjadi pencatatan yang lebih objektif. "Saat ini, kami masih duduk bersama dengan Dewan Standarisasi Akuntansi untuk membahas hal ini," kata dia. Isa Rachmatawarta, Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, mengatakan banyak peraturan yang akan dikeluarkan Bapepam-LK akhir tahun ini atau awal tahun depan, termasuk ketentuan PSAK yang baru bagi perusahaan asuransi. "Perusahaan asuransi harus siap-siap terhadap ketentuan aturan baru," kata Isa. Sebelumnya, Isa mengatakan pendapatan premi industri asuransi ke depan bisa teridentifikasi, antara perolehan premi proteksi dengan premi investasi. Saat ini, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) masih membahas rancangan PSAK yang mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) 4. Regulator berkoordinasi dengan organisasi tersebut untuk melakukan konvergensi IFRS 4. Standar Khusus Akuntansi untuk Asuransi Kerugian merupakan standar akuntansi kedua yang khusus mengatur jenis badan usaha tertentu setelah dikeluarkannya. Standar Khusus Akuntansi untuk Koperasi. Standar Khusus ini disusun atas dasar kerja sama antara Ikatan Akuntan Indonesia dan PT. Asuransi Jasa Indonesia. Asuransi sebagai suatu sistem proteksi atas risiko yang dihadapi masyarakat dari kerugian yang bersifat finansial, membutuhkan profesionalisme dari perusahaan asuransi yang mengelolanya. Yaitu dengan menjaga kondisi keuangannya sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepercayaan yang tinggi kepada masyarakat. Peranan asuransi dalam pembangunan nasional tidak hanya dapat dilihat dari jumlah dana yang dapat di”himpun” dari masyarakat, tetapi juga dari banyaknya pembayaran klaim yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Industri Asuransi Indonesia dalam tahun 1983 sampai dengan 1985 mengalami kesulitan karena antara lain:  Menderita kerugian yang cukup besar karena hasil underwriting tidak memadai bahkan minus.  Stabilitas keuangan perusahaan asuransi tidak terjamin.  Di dalam pasar reasuransi internasional tidak mempunyai reputasi yang cukup baik. Untuk meningkatkan reputasi industri asuransi Indonesia, diperlukan:  Peningkatan mutu produk dan pasar  Adanya accounting standard yang berlaku di dalam industri asuransi. Perusahaan asuransi di Indonesia relatif mengalami kelambatan dalam perkembangan permodalan. Hal ini disebabkan berbagai keadaan yang belum memadai untuk memungkinkan pengembangan permodalan tersebut. Dengan adanya suatu Accounting Standard maka perhitungan hasil usaha menjadi lebih jelas, adanya suatu accounting standard akan memberikan value added bagi industri asuransi dan masyarakat yang akan memberikan dampak positip terhadap pembangunan nasional.Industri asuransi nasional harus siap-siap beradaptasi dengan pencatatan laporan keuangan baru. Karena Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akan menerbitkan standar akuntansi keuangan alias PSAK hasil konvergensi standar akuntasi internasional. PSAK yang mencatat laporan keuangan perusahaan asuransi tersebut nantinya akan membedakan transaksi premi murni (proteksi) dengan premi investasi. "Jadi, pencatatan laporan keuangan tidak lagi berdasarkan entitas, melainkan membedakan transaksi premi proteksi dan investasi. Dengan demikian, premi industri asuransi ke depan bisa teridentifikasi, antara perolehan premi proteksi dengan premi investasi. Karena PSAK yang mengatur keuangan perusahaan asuransi, yakni PSAK 28 dan PSAK 36 belum membedakan perolehan premi yang masuk dalam pemaparan akuntansi industri. Saat ini, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) masih menggodok rancangan PSAK yang mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) 4. Regulator berkoordinasi dengan organisasi tersebut melakukan konvergensi IFRS 4. "PSAK baru ini merupakan terjemahan dari IFRS 4, kemungkinan terbit 2012 mendatang," imbuh Isa. Member of Working Committee Financial Reporting yang khusus dibentuk Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Iwan Pasila mengungkapkan, IFRS 4 yang bakal dirancang dalam PSAK 62 ini untuk membedakan pencatatan kontrak asuransi dan bukan kontrak asuransi. Saat ini, pihaknya mengklaim, sepakat dan akan terus memberikan masukan kepada IAI. Iwan menjelaskan, sebetulnya aturan pencatatan keuangan perusahaan asuransi ini cukup baik mengikuti perkembangan standar internasional. "Tidak bisa dipungkiri, belum seluruh pelaku industri siap. Apalagi, karena ketentuan pencadangan. Ketentuan dengan metode berteknologi canggih ini belum bisa diimplementasikan menyeluruh," pungkasnya. Selain itu, banyak pekerjaan rumah yang harus diberlakukan industri asuransi nasional. Misalnya, bagaimana perusahaan asuransi beralih menyeragamkan pencatatan akuntansi yang biasa dilakukannya dengan mengikuti standar internasional. Seperti, sistem pencatatan, basis teknologi yang memadai, termasuk sumber daya manusia. Ketika dikonfirmasi, Ketua AAJI Hendrisman Rahim mengaku belum mengetahui rancangan PSAK yang mengatur pemisahan transaksi premi proteksi dan investasi tersebut. Namun, Hendrisman mengungkapkan, pihaknya mendukung pencatatan akuntansi perusahaan asuransi agar sesuai standar internasional. Vice President Asuransi Aviva Indonesia, Albert Wanandi mengungkapkan hal senada. Ia mengatakan, belum mengetahui rencana regulator mengadopsi IFRS 4. "Namun, secara prinsip, kami mendukung pemisahan transaksi premi proteksi dengan investasi. Pencatatan akuntansi perusahaan asuransi ini mencoba mengikuti.
sumber : www.indonesiafinancetoday.com kontan.co.id/http://j.mp/puYzq1
READ MORE - PENGARUH IFRS TERHADAP ASURANSI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mari Mengenal Standar Akuntansi di Beberapa negara

Berikut ini adalah Badan Pembuat Standar Akuntansi di Beberapa Negara dan Produknya : • Indonesia badan pembuat standar akuntansi IAI produknya SAK • Amerika badan pembuat standar akuntansi FSAB (Dewan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika) produknya United State Generally Accepted Accounting Principles ( US GAAP) • Cina badan pembuat satandar akuntansinya adalah Kementrian Keuangan yang diawasi Dewan Negara. Yang bertugas melakukan pengawasan dan penegakan aturan standar akuntansi keuangan yaitu Komite Standar Akuntansi Cina (China Accounting Standards Committee – CASC). • Meksiko: Lembaga pembuat standar akuntansi nasionalnya yaitu Institut Akuntan Publik Meksiko (Instituto Mexicano de Contadores Publicos). Yang bertugas melakukan pengawasan dan penegakan aturan standar akuntansi keuangan yaitu standar akuntansi yang dikembangkan oleh Komisi Prinsip Akuntansi dibawah institusi tersebut, sedangakan standar auditing merupakan tanggung jawab Komisi Prosedur dan Standar Auditing. • Taiwan badan pembuat standar akuntansi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Committee- FASC) dari Lembaga Pengembangan dan Penelitian Akuntansi (Accounting Research and Development Foundation-ARDF). • Prancis merupakan pendukung utama akuntansi nasional di dunia.Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General (kodeakuntansi nasional) resmi yang pertama pada bulan September 1947. Revisikode tersebut dilakukan pada tahun 1957. Revisi selanjutnya terjadi padatahun 1982 berdasarkan Direktif Keempat Uni Eropa (UE). Pada tahun 1986,rencana tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan direvisi lebih lanjutpada tahun 1999. • Badan yang menangani standar pelaporan keuangan yang berlaku untuk entitas di sektor swasta danpublik dari ekonomi Australia adalah Australian Accounting Standards Board (AASB). AASB merupakanbadan independen yang menetapkan standar akuntansi dan bertempat di Melbourne, Australia.Anggota dari AASB terdiri dari 14 orang, termasuk kepala AASB. Kepala AASB ditunjuk oleh menterihukum perusahaan dan kepensiunan (Minister for Superannuation and Corporate Law). Sementarauntuk anggotanya berasal dari beragam latar belakang, dan ditunjuk oleh Financial Reporting Council(FRC).AASB didirikan untuk mengembangkan, dalam kepentingan umum, sebuah paket standar akuntansi yangberkualitas, dan mudah dipahami. Hal tersebut sangat dibutuhkan dalam menyajikan informasi yangtransparan dan dapat diperbandingkan, untuk tujuan laporan keuangan secara umum • Untuk kawasan eropa IASB (International Accounting Standard Board) IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard). • GASC membawahi Badan Standar Akuntansi Jerman (GermanAccounting Standards Board-GASB) yang melakukan pekerjaan teknis danmengeluarkan standar akuntansi. GASB adalah rekomendasi wajib yanghanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi. GASB dibentuk untuk mengembangkan suatu standar Jerman yang sesuai dengan standar akuntansi internasional. GASB telah mengeluarkan Standar AkuntansiJerman (German Accounting Standards-GAS) untuk permasalahan sepertilaporan arus kas, pelaporan segmen, pajak tangguhan, dan translasi matauang asing. Namun pada tahun 2003, GASB menerapkan strategi baru danmenyelaraskan program kerjanya dengan usaha IASB untuk mencapaikonverjensi standar akuntansi secara global. Perubahan ini mengakuiketentuan Unit Eropa atas IFRS bagi perusahaan emiten pada tahun 2005. Sumber : http://www.scribd.com/doc/52399563/1/A-Pengertian-dan-Sumber-Standar-Akuntans
READ MORE - Mari Mengenal Standar Akuntansi di Beberapa negara

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

BAPEPAM-LK Terapkan Metode Perhitungan Baru Awal 2013

JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berniat menerapkan metode penghitungan reksa dana pasar uang yang baru pada awal tahun depan.

Hal itu terdapat di dalam draf revisi peraturan Bapepam-LK No.IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Reksa Dana Terbuka yang sudah dipublikasikan otoritas pasar modal disitusnya hari ini, 3 Februari 2012.

"Pelaksanaan penghitungan efek reksa dana pasar uang berdasarkan nilai pasar wajar yang dapat mengakibatkan nilai aktiva bersih akhir per unit penyertaan tidak sama dengan nilai aktiva bersih awal per unit penyertaan berlaku per 1 Januari 2013," kutip rancangan revisi tersebut.

Saat ini, revisi peraturan tersebut sedang meminta masukan dari pelaku pasar. Ada beberapa pasar yang diubah, terutama pada metode penghitungan yang nilai unit penyertaannya tidak lagi sama, serta penghapusan unit bonus.

Metode penghitungan reksa dana pasar uang yang lama menuntut manajer investasi memberikan nilai unit penyertaan sama dengan ketika diterbitkan, di level 1.000.

Hal itu dimungkinkan karena keuntungan investasi dibagikan kepada investor melalui unit bonus.

Revisi bermaksud menyesuaikan dengan pernyataan standar akuntansi dan keuangan (PSAK) yang berubah akibat konvergensi dengan standar akuntansi internasional (international financial reporting standards/IFRS).

Selain peraturan tersebut, otoritas pasar modal juga tengah meminta pendapat pelaku pasar terkait dengan peraturan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue). (sut)

Referensi : http://www.bisnis.com/articles/bapepam-lk-terapkan-metode-perhitungan-baru-awal-2013
READ MORE - BAPEPAM-LK Terapkan Metode Perhitungan Baru Awal 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Referensi Hidup Untuk Kedepan Nanti

Berbekal pengalaman sebagai birokrat, Zaafril Razief Amir memiliki obsesi menjadikan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei) berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya.
Lulusan pertama Universitas Indonesia untuk konsen trasi asuransi ini menginginkan BUMN yang dipimpinnya itu berkontribusi signifikan bagi peningkatan ekspor sekaligus menunjang perekonomian nasional, dan menjadi perusahaan sehat.
Kepada Bisnis Indonesia, pehobi golf ini menuturkan banyak tentang perjalanan karier, persaingan, hingga strategi kerja sama dan layanan kepada pelanggan. Petikannya:
Bagaimana perjalanan Anda menjadi orang nomor satu di Asei?Saya kuliah di Universitas Indonesia mengambil jurusan akuntansi. Saat tingkat tiga, saya diberi beasiswa oleh perusahaan asuransi asal Jepang, termasuk untuk bekerja di perusahaan itu jika sudah lulus, tetapi tidak mengikat. Saya lulusan pertama UI untuk konsentrasi asuransi.Saya diterima di Kemenkeu di bagian yang menjadi cikal Badan Kebijakan Fiskal. Jadi background saya manajemen asuransi, tetapi saya mengerjakan sesuatu yang makro, seperti perencanaan APBN dan analisis perbankan.Saat dibentuk Ditjen Lembaga Keuangan. Saya menjadi direktur perbankan. Setelah itu, saya ditempatkan di bagian pendidikan, lalu ditempatkan di Asei, sebagai direktur operasional.Sempat kembali ke Kemenkeu, saya ditugaskan lagi ke Asei menjadi direktur utama. Pada 2010, ketika saya berusia 56 tahun, saya mendapatkan pilihan kembali lagi ke Kemenkeu atau tetap di Asei dengan status pensiun.Apakah Anda tidak merasakan canggung ketika pindah dari Depkeu ke Asei yakni beralih dari birokrat menjadi pelaku usaha?Saat ini, saya sudah memiliki bermacam-macam latar belakang, menjadi birokrat, pembuat peraturan, pengawasan ketika di Direktorat Perbankan, dan juga latar belakang sebagai pelaku usaha.Kalau boleh jujur, saya lebih suka menjadi pelaku usaha. Ini lebih cocok dengan karakter saya, daripada jika saya di birokrasi.
Sebagai birokrat, terus terang ruang gerak untuk inovasi, kreativitas, dan improvisasi cenderung dibatasi. Tapi kalau di sini [Asei] saya bisa berinovasi apa saja. Bisa membuat produk baru, bekerja sama, menyusun strategi, menyusun skema-skema. Di Asei saya melakukan sendiri, membuat kebijakan sendiri, mengukur sendiri, begitu pun dalam mengangkat pegawai, saya harus berhitung.
Jauh lebih menantang di sini. Semuanya jelas. Tanggung jawab saya jelas. Hasilnya juga jelas. Misalnya kalau saya melakukan sesuatu maka hasilnya seperti apa dan kalau saya tidak melakukan hasilnya seperti apa. Saya suka itu, semuanya terukur, nyata. Saya jadi dapat melihat perkembangan seperti apa. Ketika menjadi birokrat tidak dapat seperti itu.
Bagaimana pasang surut mengelola Asei?Tujuan lembaga seperti Asei itu mulia. Hampir semua negara besar memiliki ECA [export credit agency] seperti Asei, yaitu lembaga yang dibuat oleh pemerintah untuk mendorong ekspor. Biasanya di bawah perdana menteri, atau menteri, bahkan ada yang langsung di bawah pimpinan negara. ECA umumnya berformat government agency, seperti Bulog. Kalau untung labanya untuk kepentingan usahanya. Kalau rugi akan dibantu pemerintah.
Di luar negeri, bentuknya lembaga nirlaba milik pemerintah untuk meningkatkan ekspor. Lembaga ini tidak membayar dividen, tidak membayar pajak, dan kerugian operasional ditanggung pemerintah. Kinerjanya diukur berdasarkan seberapa besar membantu peningkatan ekspor.
Di sini, kami diperlakukan sebagai BUMN asuransi yang ter kena dua regulasi, yaitu regulasi BUMN dan asuransi. Sebagai asuransi, kami terkena ketentuan keuangan, permodalan, dan rasio solvabilitas. Sebagai BUMN, kami harus memperoleh laba, membayar pajak, dan membayar dividen.
Ukuran kinerja sama dengan perusahaan asuransi lain, seperti pendapatan premi, dan RBC (risk based capital).Artinya kita punya misi mendorong ekspor, tetapi tidak boleh merugi dan harus sehat. Karena saya harus mendukung usaha kecil, dan usaha lemah, saya menjadi jauh lebih berisiko. Jadi tugas ECA di sini jauh lebih berat daripada ECA di luar negeri.Akhirnya saya harus memilih nasabah yang aman bagi Asei. Padahal, sebetulnya yang perlu saya bantu adalah nasabah yang ti dak aman, yang kecil-kecil, yang tidak berpengalaman ekspor, dan tidak punya pengetahuan siapa pembeli dari luar negeri.Ternyata yang masuk ke Asei adalah perusahaan-perusahaan besar yang standar opera sionalnya mengharuskan ionalnya mengharuskan mereka mengasuransikan risikonya. Dari kontribusi ke laba lebih besar, lebih enak untuk saya. Tetapi sebetulnya fungsi saya kan, harus mendukung usaha kecil. Nah, ini yang kurang terlak sana karena saya harus mengejar laba. Ini kegalauan saya.
Apakah itu tidak mengubah fungsi Asei sebagai ECA?Fungsinya tetap ECA karena anggaran dasar menjadikan Asei sebagai ECA, ya itu ECA yang boleh menjalankan ke giatan asuransi umum dan penjaminan. Ada untung-ruginya. Untungnya, ASEI menjadi one stop service. Tidak ada ECA lain yang mempunyai empat usa ha sekaligus dalam satu atap. Kami punya.
Kerugiannya adalah tidak jelasnya Asei ini sebagai makhluk apa. Ini keg undahan saya. Fungsi pokok Asei jelas yaitu ECA, tetapi kegiatan asuransi umum mendominasi.
Pernahkah Anda mengambil keputusan sulit dan dilematis? Seperti apa?Keputusan yang menantang, yaitu meng ubah pola pikir dan etos kerja di sini. Pasalnya, Asei dikenal sebagai perusahaan yang uangnya banyak. Dulu kami hidup dari investasi, sedangkan penerimaan hasil penge lolaan premi kecil. Ketika krisis 1997--1998, saat bunga investasi tinggi, Asei jaya betul.
Kami dulu punya captive market. Semua kre dit ekspor wajib diasuransikan ke Asei. Itu membuat mental kami cenderung menunggu penyaluran kredit ekspor bank, dan wajib diasuransikan ke Asei. Asei pun menjadi lembaga yang manja dan stafnya tak berkembang inisiatifnya.
Waktu saya masuk Asei, produknya itu-itu saja. Asei memang punya produk asuransi ekspor, asuransi kredit, surety ship, tetapi biasabiasa saja. Nasabah asuransi ekspor hanya 50 nasabah. Untuk asuransi kredit hanya punya kerja sama dengan satu bank. Surety ship-nya biasa-biasa saja. Asuransi umumnya hampir tidak berkembang.
Setelah diselidiki, ternyata tolak ukur kinerja ketika itu laba. Laba dari berhasilnya investasi di deposito sudah dianggap prestasi.
Bagaimana Anda memersepsikan pelanggan?
Saya di perusahaan jasa, pelanggan pasti luar biasa untuk saya. Saya memberikan ser vis kepada perbankan dan eksportir. Bagi perbankan, saya dinilai dari konsistensi omongan. Ini yang saya jaga.
Hal pertama yang saya janjikan adalah klaim pasti dibayar. Di perusahaan asuransi beredar anggapan jika bisa tidak bayar klaim maka tak akan bayar dengan alasan sedemikian rupa. Namun, saya memastikan di awal klaim harus dibayar. Treatment saya 2 minggu, boleh dibukti kan. Kalau ada yang berlama-lama dalam membayar klaim, saya marah sekali.Saya tidak akan lari dari itu [bayar klaim]. Jadi, orang akan nyaman. Klien harus dilayani dengan baik. Kalau boleh jujur, modal tidak terlalu perlu untuk saya.
Bagaimana terhadap pesaing?Secara keberadaan, tidak ada asuransi ekspor lain di Indonesia. Namun, secara praktik ada, seperti Euler Hermes yang kantornya di Singapura.
Oleh karena itu, saya harus fight agar pengusaha kita lebih percaya lembaga di dalam negeri.Untuk itu Asei bekerja sama dengan NEXI, ECA-nya Jepang. Wilayah kerjanya sudah dunia.
Saat saya datang sendiri untuk menjamin ekspor perusahaan-perusahaan Jepang di sini, mereka bertanya, kamu siapa. Tetapi ketika saya gandeng NEXI, mereka menjadi yakin. “Oo, NEXI..
NEXI..“
Bagaimana Anda menyiapkan atau memetakan Asei ke depan?
Asei itu luar biasa. Hal yang saya kembangkan adalah kepercayaan. Waktu saya datang pertama, yang saya jual adalah bahwa saya harus dipercaya. Sekarang alhamdulillah saya sudah mendapatkan kepercayaan dari ECA-ECA di luar negeri.
Kepercayaan itu paling penting. Saya bekerja sama dengan hampir semua ECA di Asia seperti Jepang, Korsel, China, India, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Thailand, serta Uni Emirat Arab dan ECA-ECA di Timur Tengah. Penjaminan saya sudah bisa diterima di semua negara itu.Saya ingin menggerakkan bank memberikan kredit kepada siapa pun yang saya tunjuk atas dasar kepercayaannya kepada saya dan penjaminan Asei. Jadi, saya tidak perlu tambahan modal, atau menjadi bank, untuk dapat menggerakkan potensi ekonomi itu.Saya berharap perusahaan seperti ini lebih banyak lagi. Indonesia perlu penjamin-penjamin, seperti Asei.
Pernahkah Anda menghadapi karyawan yang menentang keputusan Anda?
Protes frontal tidak ada. Tapi diam-diam tidak dikerjakan, tidak mengerti, malu bertanya, ya, yang seperti itu. Orang yang punya visi dan ingin maju tidak banyak. Lebih banyak yang mau aman. Dari hari ke hari bekerja itu-itu saja. Produk tak dikembangkan. Pemikiran tidak dikembangkan.
Saya menganggap ini tantangan. Saya tidak bisa bekerja sendiri. Semua harus saya didik supaya berpandangan sama dengan pandangan CEO-nya.
Siapa orang di balik sukses Anda?Banyak. Dari keluarga, tentu orang tua. Saya percaya tidak ada orang sukses kalau tidak baik pada orang tuanya. Berkah Allah itu melalui orang tua. Sukses itu luar dalam.
Kedua, atasan-atasan saya yang telah mendidik saya. Dan tentunya pemegang saham yang memberi kepercayaan luas untuk mengembangkan Asei.
Bagaimana Anda menyeimbangkan urusan pekerjaan dengan keluarga?
Itu sebetulnya persoalan klasik. Tetapi kalau bekerja dengan senang dan sepenuh hati, hasilnya beda. Kadang heran mengapa saya cukup kuat di sini, sejak awal bergabung hingga sekarang belum pernah absen. Kalau pulang dari luar negeri masih pukul 15.00 atau 16.00, saya pasti sempatkan ke kantor. Saya merasa Asei adalah anak saya yang harus saya jaga. Ada amanah.
Apa obsesi Anda yang belum tercapai?
Kalau urusan pribadi, saya ingin secepatnya menuntaskan anak-anak. Paling tidak, ya nikah semua. Tapi ternyata tidak bisa cepat, karena saya punya anak yang masih berusia 9 tahun.
Kedua, saya ingin membuat Asei berbeda.Asei harus punya peran, baik peran makro maupun peran mikro. Peran makro adalah menunjang perekonomian nasional dan menyumbang peningkatan ekspor. Peran mikronya menjadi perusahaan sehat.

Sudirman Maman Rusdi

Selalu berpikir lebih maju menjadi modal bagi Sudirman Maman Rusdi, yang merintis karier dari tingkatan pekerja paling bawah ini menjadi orang nomor satu di PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Tak hanya itu, pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, ini juga menjadi orang non-Jepang pertama yang dipercaya menduduki jabatan Direktur Daihatsu Motor Company Ltd, sejak perusahaan Jepang ini berdiri pada 1907.
Dalam sebuah wawancara dengan Bisnis Indonesia, Sudirman tak hanya bercerita tentang perjalanan kariernya, tetapi juga memaparkan kunci-kunci mengatasi kesulitan, orang di balik suksesnya, agenda yang tengah dijalankan, hingga rencana yang menjadi obsesinya. Berikut petikannya:
Bagaimana perjalanan Anda di Daihatsu?
Ceritanya panjang. Sebelum masuk Daihatsu saya sudah bekerja 1,5 tahun sebagai chief bidang perencanaan pada perusahaan joint venture PT Aluminium Working Indonesia di Tangerang.
Saya masuk Daihatsu pada 1978. Saya melamar, dari 86 orang yang dites, tiga orang lolos. Saat itu Daihatsu membuat komponen body, saya sebagai staf produksi. Pabrik saat itu masih kosong, saya membuat layout tempat untuk peralatan yang mau datang. Saat itu benar-bena dari nol, tempat makan saya makan saya bangun sendiri, baju-baju bergelantungan, saya bikin loker dari papan. Saya makan minum di atas mesin, dikerjakan dari siang, malam, sampai siang. Tiga bulan bekerja saya diangkat jadi karyawan.
Tahun 1989 saya menjadi assistant manager manufacturing department, dan manajer pada 1989. Sejak Februari 2011 menjadi Presiden Direktur ADM, dan menjadi Direktur Daihatsu Motors Company (DMC), Jepang, sejak Juni 2011.
Orang non-Jepang pertama jadi Direktur DMC?
DMC itu berdiri pada 1907 untuk membuat mesin-mesin pertanian.
Pada 1951 Toyota masuk, barulah namanya menjadi Daihatsu dan memproduksi mobil. Selama perjalanan panjang, hingga tahun lalu berumur 104 tahun tidak ada satu pun direksinya orang asing.
Diangkat menjadi Presiden Direktur ADM saya merasa ini amanah dan kepercayaan, karena kepemilikan saham DMC 61,8% yang notabene presiden direk notabene presiden direk tur dari mereka. Astra sebagai pemegang saham kedua 31,8% dengan jabatan vice president, jabatan yang saya pegang sebelumnya.
Yang pertama dikasih tahu waktu itu adalah Pak Hidayat, Menteri Perin dustrian, saat Chairman DMC itu ber temu pada 31 Agustus 2010. Sebelum itu, Chairman DMC sempat bertanya pada saya tentang umur. Umur saya 56 tahun. Dia bilang perusahaan sudah besar, Anda sudah berkecimpung sejak lama membangun ADM, dan sebagai apresiasi perusahaan ini dipegang orang Indonesia. Dan saya percaya dipegang oleh Anda.
Dia bilang jika sudah menjadi Presiden Direktur ADM bisa menjadi direktur di DMC, dan ini baru pertama kalinya terjadi.
Bagaimana Anda menanggapinya?
Semua itu adalah Tuhan yang menentukan, manusia hanya bisa berusaha. Saya anggap ini anugerah.
Saya selalu berpikir satu langkah ke depan, saya belajar. Saat menjadi asisten manager, saya berpikir tugas dan tanggung jawab manager itu seperti apa. Ini bukan berambisi menduduki posisi itu, tetapi saat posisi itu ada, tentu akan diberikan kepada orang yang paling siap, tahu tugas dan tanggung jawabnya.Pengalaman tersulit apa yang pernah dialami?
Saat krisis 1998 harus mengurangi orang. Daftarnya orang-orang yang pernah menjadi atasan, senior saya, meski Astra memberi kompensasi yang baik. Lalu saya memulai lagi dari nol lagi. Siapa-siapa yang saya tunjuk jadi kepala pabrik.
Kalau mengenai turun naik produksi, sejak awal berkarier, itu biasa. Kesulitannya lebih kepada hati. Mereka yang bekerja bersama-sama saya 10-15 tahun dan pernah menjadi senior.
Kata kunci untuk mengatasi kesulitan itu?
Saya mengajak berpikiran logis dulu, bicara fakta, lalu dari hati ke hati. Ini kan bukan kehendak pribadi, tetapi karena tuntutan profesionalisme.
Pernahkah mengambil keputusan yang keliru lalu disesali?
Ada, tetapi bukan keputusan fatal. Bukan berarti keputusannya salah, tetapi kurang sem purna, berarti di lain waktu perlu improvement lagi.
Keputusan monumental yang pernah diambil?
Saya lebih melihat ke depan bagaimana langkah strategi perusahaan. ADM ini harus seperti ini, saya ajukan ke Jepang, dan gayung bersambut. Contoh, mendirikan pabrik baru di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang.
Inspirasinya datang saat pulang dari Eropa. Di pesawat saya berpikir poyeksi pasar, dan kapasitas pabrik Daihatsu dan Toyota yang tidak akan mencukupi. Izin pabrik di Sunter tidak selamanya, hanya sampai 2024.
Lalu kita mulai berpikir untuk mencari tanah dan mengatakan pada DMC. Januari beli tanah, Mei 2011 kami ground breaking. Saat ini pabrik sudah 80%, mesin sudah ada di sini. Oktober siap operasi.
Pembangunan pabrik baru salah satu yang monumental?
Pada awalnya saya memang ingin mencari tanah untuk tempat R&D. Namun karena pasarnya sedang bagus, makanya saya balik. Saya membangun pabrik, tetapi R&D akan tetap dilanjutkan. Akhir bulan ini fasilitas R&D sudah mulai dibangun.
Bagaimana Anda melihat kompetitor dan memperlakukan pelanggan?
Semua melihat Indonesia sebagai pasar yang kompetitif. Kita tidak bisa petitif. Kita tidak bisa menghindari persaingan. Pada akhir nya semua kita kembalikan kepada konsumen.
Salah satu cara nya adalah bagaima na memberi kepua san maksimal pada konsumen. Kalau secara produk, model antarmerek itu hampir sama, teknologi juga tidak terlalu berbeda, tinggal mau dipasarkan dengan harga berapa. Pemenang di tangan konsumen.
Kami dalam menetapkan supplier syaratnya QCD, quality, cost, delivery. Setiap mau investasi kami jeli melihat pasar itu seberapa besar karena pernah mengalami pahitnya. Punya kapasitas produksi 78.000 unit tetapi hanya ber 78.000 unit tetapi hanya ber produksi 18.000 unit setahun.
Bagaimana Anda melihat posis R&D?
Sangat strategis. Jika mempunyai kemampuan R&D, kita bisa merespons pasar dengan cepat karena pasa dinamis, apalagi persaingan semakin ketat. Kita bisa mengetahui segmen pasar, kebutuhan pasar ekspor, dan bisa buat produk yang diperlukan pasar.
Tanpa R&D, semua ditetapkan oleh prinsipal, mulai dari perencanaan awal sampai produk itu di-launching butuh waktu 2,5--3,5 tahun. Selama ini, baru 10%-15% orang ADM yang membantu di Jepang untuk ang membantu di Jepang untuk Avanza-Xenia. Kita mau rancang bangun pembuatan body dan sasis dilakukan oleh orang orang Indonesia.
Strategi dalam 1-2 tahun ke depan?
Saya harus menyiapkan budget pabrik baru, meningkatkan kapasitas produksi. Tahun ini, pembangunan R&D dilakukan tahap pertama, tahun depan tahap kedua, ketiga, ini dilakukan terus.
Siapa orang di balik sukses Anda?
Atasan yang memberi kepercayaan kepada saya. Pertama memberi saya kepercayaan di Daihatsu adalah Pak Josep Handoko. Ketika di National Astra Motor adalah Pak Aji Santoso.
Berikutnya Pak Prijono sebagai atasan langsung. Banyak diskusi juga dengan almarhum Pak Michael D. Roeslim.
Jadi kuncinya, selain belajar dan berpikir ke depan, saya menjaga kepercayaan dengan melakukan yang terbaik sehingga mendapatkan kesempatan. Kesuksesan itu tidak terlepas dari yang memimpin.
Kepada anak buah, saya selalu mengajarkan supaya mengoreksi saya jika keliru. Daihatsu saya ingin membentuk tim yang super, bukan individu yang super. Saya ingin tim yang solid.
Apakah mempersiapkan kader di ADM?
Seperti yang saya bilang tadi, mempersiapkan fondasi yang kuat, termasuk kader-kader. Dulu setelah pengurangan karyawan, produksi turun. Kita tidak merekrut banyak karyawan. Pada 2004-2005 baru merekrut yang bagus-bagus lagi.
Saya ingin paripurna dengan baik, meninggalkan legacy bagi perusahaan ini, menyiapkan fondasi perusahaan dengan baik, stepping perusahaan ke depannya, termasuk orang-orangnya.
Kebanggaaan saya terhadap perusahaan ini adalah karyawan yang mencapai 9.000 orang. Dulu karyawan 4.500 orang, ada krisis dipotong-potong jadi 1.400-an orang. Memberikan lapangan kerja, dan kesejahteraan itu membahagiakan saya. Belum lagi ada 155 pemasok tingkat pertama, 850 pemasok tingkat kedua. Berapa itu karyawannya, dan keluarganya.
Sistem kaderisasinya seperti apa?
Kami mengikuti pola Astra. Ada people assessment management, ada people roadmap, kita lakukan itu.
Persiapan bisnis atau kegiatan di masa pensiun?
Tidak [ada]. Saya mungkin mencari kesibukan saat itu, tetapi saya ingin menikmati hidup.
Bagaimana membagi urusan keluarga dengan pekerjaan?
Sejak 2 tahun lalu saya korbankan bermain golf. Saya menyadari anak­ anak makin besar, membutuhkan perhatian. Kalau Sabtu masih harus bekerja, Minggu siang harus buat keluarga. Olahraga relatif tidak ada.
Cita­-cita saat kecil?
Ingin bikin mobil. Ayah saya punya perusahaan angkutan. Kalau ada sopir mau bongkar mesin saya tak jadi main bola, ikut nongkrongin bongkar mesin.
Siapa tokoh idola?
Dulu saya paling suka mendengarkan pidato Bung Karno. Lalu saya lihat orang pintar, berposisi di luar negeri, [Bacharuddin Yusuf] Habibie. Tapi yang selalu mengilhami, mendorong, dan menasehati itu ibu saya.
Obsesi?
Itu tadi. menyiapkan fondasi yang kuat, membangun kader-kader yang bagus, itu legacy bagi perusahaan.
Kenangan depresi besar atau great depression mulai muncul lagi di benak para ekonom. Setiap kali membaca berita perekonomian dunia, seakan-akan selalu muncul istilah ‘tidak becus’ dan ‘ketidakmampuan’. Maka, bayangan miris tentang depresi perekonomian yang melanda berbagai belahan bumi seusai Perang Dunia II pun menjadi ‘hantu’ di berbagai prediksi.
Apakah sesungguhnya para pengambil kebijakan dunia itu memang tidak becus? Benarkah lulusan dari Harvard itu kurang cerdik menangani krisis di Amerika Serikat? Para staf ahli menteri di Eropa itu tidak mampu merumuskan formula tepat terhadap berbagai krisis di beberapa negara?
Perkara yang sebenarnya terjadi adalah kepercayaan. Manakala Presiden Barack Obama mengajukan nama Jim Yong Kim sebagai bos di Bank Dunia untuk menggantikan Robert Zoellick, yang ia ajukan adalah kepercayaan.
Para pengamat meributkan kompetensi Kim, “Seorang dokter mengurusi perekonomian dunia, yang benar saja?” “Hai, permasalahan dunia tidak hanya berputar pada penanganan HIV/Aids saja yang menjadi keahlian Kim!” Sorak sorai itu mendengungkan ketidakpercayaan.
Di level mikro, ketidakpercayaan terjadi dalam keseharian bisnis. Perusahaan yang sedemikian mapan, selama bertahun-tahun aman-aman saja, bisa jadi memendam benih ketidakpercayaan yang siap untuk meledak sewaktu-waktu. Ketidakpercayaan seperti itu menimbulkan pola kerja yang muram dan menghasilkan produktivitas yang menyedihkan. Keadaan seperti itu tidak akan hilang dengan hanya berdoa, tapi kerja keras para pemimpin. Ya, harus diawali dari pemimpin karena merekalah yang memegang tongkat komando.
Bagaimana orang-orang membangun kepercayaan dalam kehidupan mereka sehari-hari? Cukupkah melakukan briefing harian dan menceramahi bawahan? Anda tahu hal seperti itu tidak menyelesaikan masalah. Anda harus bertindak dan mengkomunikasikannya. Dan ingat sekali lagi, kepercayaan dimulai dari atas.
Manakala Franklin Quest dan Covey Leadership Center bergabung dalam Franklin Cove Company, sempat terjadi kebingungan di dalamnya. Dua perusahaan itu dikenal dengan performa yang meyakinkan yang didukung orang-orang pilihan di bidang manajemen. Setiap orang yang pernah merasakaan bagaimana proses merger terjadi pastilah paham bahwa penggabungan dua budaya tidaklah mudah. Harapan-harapan yang muncul di awal akuisisi seakan menjadi nisbi. Kecurigaan muncul dan ungkapan Mahatma Gandhi pun terngiang, “Begitu ada kecurigaan tentang motif-motif seseorang, segala yang ia lakukan menjadi ternoda.”
Stephen MR Covey mengakui kegagalan-kegagalan awal yang ia lakukan adalah karena ia lebih mengandalkan asumsi. Ia pun melakukan serangkaian langkah untuk membangun kepercayaan. Pemimpin yang fokus membangun kredibilitas akan menggapai kepercayaan dari orang lain, bahkan kepercayaan terhadap diri sendiri. Hasilnya? Merger itu kemudian berjalan mulus dan terjadi budaya saling percaya.
Apa yang Covey lakukan dimulai dengan sebuah pertemuan di mana ia dengan lantang mengungkapkan apa yang sebelumnya menjadi kasak-kusuk. Gosip di antara karyawan dan kecurigaan-kecurigaan dalam politik kantor ia kemukakan dengan bahasa sederhana. Rapat yang semula dijadwalkan satu jam saja kemudian melar menjadi seharian. Semua orang seperti ingin memuntahkan apa yang ada di benak mereka selama ini.
Tiga perilaku
Untuk menjadi pemimpin yang dipercaya, ada beberapa perilaku yang harus dilakukan. Stephen Covey mengidentifikasikan tiga perilaku utama para pemimpin terpercaya (high-trust leaders).
Pertama, bicara langsung. Jujurlah. Katakan yang sebenarnya dan biarkan orang lain tahu Anda berada di sisi mana. Gunakan kata-kata sederhana. Covey melakukannya saat rapat bersama dengan menyatakan apa yang ada di pikirannya. Ia menyatakan terus-terang tentang friksi yang terjadi akibat ketidakpercayaan.
Langkah itu memang mengejutkan orang-orang yang terlibat. Seakan-akan tindakan itu mewakili apa yang mereka pikirkan selama ini. Ada kecenderungan untuk berkilah. Atau, sebagai orang Indonesia, lebih bahagia dengan membicarakannya secara diam-diam atau berbicara dengan sindiran. Tindakan menutup-nutupi apa yang terjadi sesungguhnya justru menambah ketidakpercayaan.
Langkah kedua adalah perlihatkan penghargaan (demonstrate respect). Biarkan orang lain tahu bahwa Anda peduli. Biarkan juga orang lain menyatakan apa yang ia pikirkan. Mendengarkan terkadang lebih berharga daripada memberi perintah. Hargai setiap inci dari apa yang terjadi tanpa meninggalkan prinsip efektivitas.
Terkadang orang lupa bahwa setiap makhluk memiliki harga diri. Setiap individu memiliki imajinasi. Mereka pun butuh untuk memiliki kepercayaan diri seperti Anda. Dalam hal ini, apa yang mereka lakukan membutuhkan afirmasi apakah sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Cara paling ‘primitif’ yang dilakukan oleh pemimpin adalah dengan mendekati anak kecil atau bayi. Silakan periksa, ada berapa banyak presiden yang foto bersama anak-anak kecil. Bahkan Presiden Amerika Serikat selalu memiliki acara untuk mengadakan pertemuan dengan siswa-siswi sekolah. Ternyata, strategi ini juga diterapkan oleh pemimpin simpanse.
Dalam menarik kepercayaan komunitasnya, pemimpin simpanse akan mendekati bayi simpanse dan mengelus-elus kepala bayi itu. Tindakan itu efektif untuk menunjukkan bahwa ia perhatian terhadap hal-hal kecil. Jadi, ketika pemimpin melakukan tindakan besar, secara tidak sadar anggota tim akan langsung beranggapan bahwa ia tidak akan mengabaikan detil.
Hal yang ketiga adalah menciptakan transparansi. Terbukalah dan bersikaplah otentik. Nyatakan perhatian Anda. Biarkan Anda menjadi kristal bening yang bisa dinikmati oleh semua orang yang memandang. Atau, belajarlah dari keberhasilan para pembuat software komputer yang memanfaatkan frasa what you see is what you get (wysiwyg). Manakala Anda membiarkan orang lain untuk bermain tebak-tebak buah manggis, tidakkah itu sama saja dengan membiarkan mereka menuju ke arah yang salah?
Seberapa banyak dari para pemimpin yang telah menyatakan secara terbuka, mau dibawa kemana organisasi yang ia pimpin? Bayangkan apabila Anda mengikuti rombongan perjalanan tanpa tahu tujuan. Anda hanya akan berjalan dan melihat. Anda memiliki impian tetapi tidak memiliki strategi yang nyata karena takut impian itu tidak sesuai dengan tujuan yang sesungguhnya.
Ketakutan adalah biang dari kepercayaan. Dalam dunia intelijen, ketakutan adalah salah satu senjata yang ampuh untuk menghancurkan musuh dan menjadi jalan bebas hambatan menuju ketidakpercayaan. Dengan ketidakpercayaan, apa saja bisa terjadi, bahkan untuk menghancurkan sebuah negara atau meluluhkan perekonomian dunia.
*) Satyo Fatwan adalah Managing Partner Dunamis Organization Services

Referensi : www.bisnis.com
READ MORE - Referensi Hidup Untuk Kedepan Nanti

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menuju Koperasi Modern Berbasis Teknologi Informasi

JAKARTA: Koperasi sebagai salah satu entitas bisnis, mulai tahun ini tidak akan lagi menjadi institusi kerakyatan yang termarjinalkan. Kelompok yang mengusung prinsip gotong royong dalam operasionalnya ini dipastikan akan berkembang menuju koperasi modern berbasis teknologi informasi.
Slamet Riyadi, Group Head Enterprise Service PT Telkom Indonesia, mengatakan pihaknya melakukan fasilitasi terhadap pelaku koperasi yang telah terseleksi untuk menerima program fasilitasi berupa peranti lunak dan koneksi jaringan online.
”Kami mengarahkan koperasi beralih dari sistem pembukuan manual ke sistem akuntansi digital dan terintegrasi,” ujarnya kepada Bisnis hari ini.
Untuk menjalankan program perkuatan bagi pelaku koperasi tersebut, perusahaan BUMN itu bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam program koperasi modern.
Dari 187.000 unit koperasi lebih di Indonesia, secara periodik akan menunjukkan kekuatannya dengan memanfaatkan fasilitas informasi, teknologi dan komunikasi (TIK), dan pemerintah akan menobatkannya pula menjadi koperasi modern.
Momentum ini bisa terjadi karena perkembangan era digital kini merambah ke berbagai sisi bisnis, dan kali ini mengarah kepada koperasi.
Apakah memanfaakan TIK mampu menempatkan koperasi menjadi pemain baru di era digital? Slamet mengatakan ada beberapa fasilitas yang diberikan agar usaha mereka tidak lagi dilaksanakan berlangsung seperti biasanya.
Fasiitas itu mencakup jaringan Internet agar bisa online. Prinsipnya adalah koperasi yang menggunakan TIK dalam proses bisnisnya, akan mendapat tambahan kemampuan, termasuk transaksi pembayaran secara online (online transactional payment) dari Telkom.
Transaksi pembayaran ini adalah salah satu pendukung kemampuan bisnis untuk pembayaran, pembelian, cicilan maupun pengiriman uang atau remittance. “Kami akan menyempurnakan penampilan mereka menjadi koperasi yang menggunakan fasilitas dan sistem modern.”
Menurut dia, ada beberapa hal yang memberi nilai plus bagi koperasi setelah memanfaatkan fasilitas dari Telkom dalam program koperasi modern. Misalnya memonitor posisi status pinjaman dan sharing modal setiap anggota.
Dengan demikian kelemahan masa lalu seperti pelaporan terlambat dan tidak akurat, bisa demean mudah teridentifikasi. Jadi, katanya koperasi betui-betul jadi modern karena sistem operasionalnya otomatis. “Inilah yang disebut modern”.
Untuk mengaplikasikan program tersebut, Telkom tidak hanya memberikan fasilitas peranti dengan dua opsi untuk melaksanakan start bisnis. Perusahaan pelat merah itu akan memberikan pelatihan bagi koperasi terpilih untuk mengoperasionalkan perangkat.
Pemanfaatan TIK bahkan bisa mematahkan hukum lama agararia ‘siapa yang mengusai tanah dia yang memimpin dunia’. Slogan itu akan berubah jadi ‘siapa yang mengusai teknologi informasi, dia akan memimpin dunia’. (sut)
Microsoft memperkuat teknologi informasi usaha mikro kecil dan menengah dengan pelatihan aplikasi untuk memperkuat daya saing serta efektivitas dalam produksi dan aspek pemasaran.
Chrisma Albandjar, Director of Corporate Affairs PT Microsoft Indonesia, mengatakan seringkali produktivitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi terkendala karena lemahnya dalam penggunaan teknologi (digital gap).
“Mereka belum sadar bahwa melalui teknologi justru akan mempercepat proses atau efisiensi waktu sehingga berpengaruh pada sisi profit,” katanya, Sabtu 25 Februari 2012.Menurut Chrisma, teknologi tidak harus mahal. Kalau di Microsoft ada teknologi yang memang dibayar berdasarkan penggunaannya saja dan ada pula yang gratis. Dengan memanfaatkan teknologi, kelak UMKM dan koperasi tidak hanya mampu dalam jenjang mikro, namun bisa melangkah ke jenjang menengah dan menjadi besar.
Dia menyampaikan hal itu dalam seminar Meningkatkan Akses Finansial bagi Koperasi dan UMKM dengan Pemanfaatan ICT.
Sosialisasi teknologi aplikasi oleh Microsoft sebenarnya juga sebagai langkah corporate social responsibility (CSR) kepada konsumen khususnya di segmen pelaku UMKM dan koperasi. Sejauh ini, kata dia, penggunaan software dalam basic tools yang tersedia pun belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Contoh umumnya banyak masyarakat yang hanya menggunakan Excel untuk sekedar menghitung atau kalkulator, di luar itu banyak sekali sebenarnya yang bisa dimanfaatkan,” kata Chrisma.
Sejauh ini teknologi aplikasi yang sesuai untuk UMKM dan koperasi adalah dengan sistem komputasi awan (computing cloud) dan Microsoft 365. Untuk penyerapan teknologinya pun tidak membutuhkan waktu yang lama.
Sementara itu, Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah saat ini juga mengaplikasikan system DSS (decission system support). Melalui sistem ini difungsikan sebagai pedoman pengambilan keputusan kelayakan bisnis UMKM dan koperasi, sehingga pihak intermediary seperti pemerintah dan perbankan bisa meningkatkan protofolio investasinya.
Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Wayan Dipta menjelaskan aplikasi DSS dirancang untuk membantu UMKM dalam pengambilan keputusan dari aspek produksi, pemasaran, manajemen, SDM, lingkungan dan keuangan dalam mengatur tingkat kelayakan sekaligus melihat peluang dan hambatan dalam kegiatan bisnisnya.
“Dari hasil analisis ini UMKM bisa mendapatkan rekomendasi tingkat kelayakan usaha, hasil outputnya setelah diprint secara otomatis akan menjadi layaknya sebuah proposal kelayakan usaha,” tambahnya. (ea)
Pemerintah menyediakan software berbasis decision support system secara gratis dan mudah dipahami pelaku usaha kecil menengah yang ingin mengembangkan kapasitas usahanya maupun bagi calon wirausahawan baru.Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, menjelaskan fasilitas tersebut disediakan gratis serta bisa di download pada website yang disediakan, yakni www.smecda.com.
Decision Support System (DSS) merupakan sistem berbasis model dari seluruh prosedur atau proses data dan pertimbangan. "Alat ini bisa membantu manajer mengambil keputusan pengembangan usaha,” katanya kepada Bisnis, Kamis, 1 Maret 2012.
Sampai saat ini, kata Wayan, penggunaan dan akses DSS sudah disosialisasikan ketujuh provinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
”Kami harapkan UKM bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta ketepatan perhitungan nilai kelayakan investasi,” papar I Wayan Dipta.(msb)
Manajemen Coop2Coop sebagai penyedia jejaring sosial untuk komunikasi dan transaksi bagi gerakan koperasi internasional secara online maupun virtual minta dukungan berbagai pihak untuk menyukseskan program tersebut.
Insanial Burhamzah, pemilik dan pendiri Coop2Coop, mengatakan sampai detik ini dia masih merasa seperti sendirian untuk memuluskan peluncuran program jaringan komunikasi berbasis teknologi Cisco Webex tersebut.
”Minimal, kami bisa mendapat support dari Kementerian Koperasi dan UKM maupun gerakan koperasi lain di Indonesia. Sebab, jejaring sosial ini akan menjadi kebutuhan pada masa depan,” katanya kepada Bisnis seusai media gathering Cisco Webex-Coop2Coop hari ini (29/02).
Coop2Coop adalah portal atau jejaring sosial yang khusus bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan masyarakat koperasi. Adapun konten dari jejaring sosial ini mencakup sistem pelayanan komunikasi dan informasi, dan pembayaran (payment gateway).
Jasa ini diinisiasi Insanial Burhamzah atas nama Koperasi Aliansi Tani Nasional (Kopatnas) yang merupakan organisasi pimpinannya.
Aplikasi ini disediakan untuk mempermudah 1 miliar anggota koperasi dunia melakukan transaksi pembayaran dengan sesame anggota koperasi di 93 negara. (ra)



Referensi : WWW.BISNIS.COM
READ MORE - Menuju Koperasi Modern Berbasis Teknologi Informasi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS