Menuju Koperasi Modern Berbasis Teknologi Informasi

JAKARTA: Koperasi sebagai salah satu entitas bisnis, mulai tahun ini tidak akan lagi menjadi institusi kerakyatan yang termarjinalkan. Kelompok yang mengusung prinsip gotong royong dalam operasionalnya ini dipastikan akan berkembang menuju koperasi modern berbasis teknologi informasi.
Slamet Riyadi, Group Head Enterprise Service PT Telkom Indonesia, mengatakan pihaknya melakukan fasilitasi terhadap pelaku koperasi yang telah terseleksi untuk menerima program fasilitasi berupa peranti lunak dan koneksi jaringan online.
”Kami mengarahkan koperasi beralih dari sistem pembukuan manual ke sistem akuntansi digital dan terintegrasi,” ujarnya kepada Bisnis hari ini.
Untuk menjalankan program perkuatan bagi pelaku koperasi tersebut, perusahaan BUMN itu bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam program koperasi modern.
Dari 187.000 unit koperasi lebih di Indonesia, secara periodik akan menunjukkan kekuatannya dengan memanfaatkan fasilitas informasi, teknologi dan komunikasi (TIK), dan pemerintah akan menobatkannya pula menjadi koperasi modern.
Momentum ini bisa terjadi karena perkembangan era digital kini merambah ke berbagai sisi bisnis, dan kali ini mengarah kepada koperasi.
Apakah memanfaakan TIK mampu menempatkan koperasi menjadi pemain baru di era digital? Slamet mengatakan ada beberapa fasilitas yang diberikan agar usaha mereka tidak lagi dilaksanakan berlangsung seperti biasanya.
Fasiitas itu mencakup jaringan Internet agar bisa online. Prinsipnya adalah koperasi yang menggunakan TIK dalam proses bisnisnya, akan mendapat tambahan kemampuan, termasuk transaksi pembayaran secara online (online transactional payment) dari Telkom.
Transaksi pembayaran ini adalah salah satu pendukung kemampuan bisnis untuk pembayaran, pembelian, cicilan maupun pengiriman uang atau remittance. “Kami akan menyempurnakan penampilan mereka menjadi koperasi yang menggunakan fasilitas dan sistem modern.”
Menurut dia, ada beberapa hal yang memberi nilai plus bagi koperasi setelah memanfaatkan fasilitas dari Telkom dalam program koperasi modern. Misalnya memonitor posisi status pinjaman dan sharing modal setiap anggota.
Dengan demikian kelemahan masa lalu seperti pelaporan terlambat dan tidak akurat, bisa demean mudah teridentifikasi. Jadi, katanya koperasi betui-betul jadi modern karena sistem operasionalnya otomatis. “Inilah yang disebut modern”.
Untuk mengaplikasikan program tersebut, Telkom tidak hanya memberikan fasilitas peranti dengan dua opsi untuk melaksanakan start bisnis. Perusahaan pelat merah itu akan memberikan pelatihan bagi koperasi terpilih untuk mengoperasionalkan perangkat.
Pemanfaatan TIK bahkan bisa mematahkan hukum lama agararia ‘siapa yang mengusai tanah dia yang memimpin dunia’. Slogan itu akan berubah jadi ‘siapa yang mengusai teknologi informasi, dia akan memimpin dunia’. (sut)
Microsoft memperkuat teknologi informasi usaha mikro kecil dan menengah dengan pelatihan aplikasi untuk memperkuat daya saing serta efektivitas dalam produksi dan aspek pemasaran.
Chrisma Albandjar, Director of Corporate Affairs PT Microsoft Indonesia, mengatakan seringkali produktivitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi terkendala karena lemahnya dalam penggunaan teknologi (digital gap).
“Mereka belum sadar bahwa melalui teknologi justru akan mempercepat proses atau efisiensi waktu sehingga berpengaruh pada sisi profit,” katanya, Sabtu 25 Februari 2012.Menurut Chrisma, teknologi tidak harus mahal. Kalau di Microsoft ada teknologi yang memang dibayar berdasarkan penggunaannya saja dan ada pula yang gratis. Dengan memanfaatkan teknologi, kelak UMKM dan koperasi tidak hanya mampu dalam jenjang mikro, namun bisa melangkah ke jenjang menengah dan menjadi besar.
Dia menyampaikan hal itu dalam seminar Meningkatkan Akses Finansial bagi Koperasi dan UMKM dengan Pemanfaatan ICT.
Sosialisasi teknologi aplikasi oleh Microsoft sebenarnya juga sebagai langkah corporate social responsibility (CSR) kepada konsumen khususnya di segmen pelaku UMKM dan koperasi. Sejauh ini, kata dia, penggunaan software dalam basic tools yang tersedia pun belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Contoh umumnya banyak masyarakat yang hanya menggunakan Excel untuk sekedar menghitung atau kalkulator, di luar itu banyak sekali sebenarnya yang bisa dimanfaatkan,” kata Chrisma.
Sejauh ini teknologi aplikasi yang sesuai untuk UMKM dan koperasi adalah dengan sistem komputasi awan (computing cloud) dan Microsoft 365. Untuk penyerapan teknologinya pun tidak membutuhkan waktu yang lama.
Sementara itu, Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah saat ini juga mengaplikasikan system DSS (decission system support). Melalui sistem ini difungsikan sebagai pedoman pengambilan keputusan kelayakan bisnis UMKM dan koperasi, sehingga pihak intermediary seperti pemerintah dan perbankan bisa meningkatkan protofolio investasinya.
Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Wayan Dipta menjelaskan aplikasi DSS dirancang untuk membantu UMKM dalam pengambilan keputusan dari aspek produksi, pemasaran, manajemen, SDM, lingkungan dan keuangan dalam mengatur tingkat kelayakan sekaligus melihat peluang dan hambatan dalam kegiatan bisnisnya.
“Dari hasil analisis ini UMKM bisa mendapatkan rekomendasi tingkat kelayakan usaha, hasil outputnya setelah diprint secara otomatis akan menjadi layaknya sebuah proposal kelayakan usaha,” tambahnya. (ea)
Pemerintah menyediakan software berbasis decision support system secara gratis dan mudah dipahami pelaku usaha kecil menengah yang ingin mengembangkan kapasitas usahanya maupun bagi calon wirausahawan baru.Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, menjelaskan fasilitas tersebut disediakan gratis serta bisa di download pada website yang disediakan, yakni www.smecda.com.
Decision Support System (DSS) merupakan sistem berbasis model dari seluruh prosedur atau proses data dan pertimbangan. "Alat ini bisa membantu manajer mengambil keputusan pengembangan usaha,” katanya kepada Bisnis, Kamis, 1 Maret 2012.
Sampai saat ini, kata Wayan, penggunaan dan akses DSS sudah disosialisasikan ketujuh provinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
”Kami harapkan UKM bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta ketepatan perhitungan nilai kelayakan investasi,” papar I Wayan Dipta.(msb)
Manajemen Coop2Coop sebagai penyedia jejaring sosial untuk komunikasi dan transaksi bagi gerakan koperasi internasional secara online maupun virtual minta dukungan berbagai pihak untuk menyukseskan program tersebut.
Insanial Burhamzah, pemilik dan pendiri Coop2Coop, mengatakan sampai detik ini dia masih merasa seperti sendirian untuk memuluskan peluncuran program jaringan komunikasi berbasis teknologi Cisco Webex tersebut.
”Minimal, kami bisa mendapat support dari Kementerian Koperasi dan UKM maupun gerakan koperasi lain di Indonesia. Sebab, jejaring sosial ini akan menjadi kebutuhan pada masa depan,” katanya kepada Bisnis seusai media gathering Cisco Webex-Coop2Coop hari ini (29/02).
Coop2Coop adalah portal atau jejaring sosial yang khusus bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan masyarakat koperasi. Adapun konten dari jejaring sosial ini mencakup sistem pelayanan komunikasi dan informasi, dan pembayaran (payment gateway).
Jasa ini diinisiasi Insanial Burhamzah atas nama Koperasi Aliansi Tani Nasional (Kopatnas) yang merupakan organisasi pimpinannya.
Aplikasi ini disediakan untuk mempermudah 1 miliar anggota koperasi dunia melakukan transaksi pembayaran dengan sesame anggota koperasi di 93 negara. (ra)



Referensi : WWW.BISNIS.COM

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Menuju Koperasi Modern Berbasis Teknologi Informasi"