Mari Mengenal Standar Akuntansi di Beberapa negara

Berikut ini adalah Badan Pembuat Standar Akuntansi di Beberapa Negara dan Produknya : • Indonesia badan pembuat standar akuntansi IAI produknya SAK • Amerika badan pembuat standar akuntansi FSAB (Dewan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika) produknya United State Generally Accepted Accounting Principles ( US GAAP) • Cina badan pembuat satandar akuntansinya adalah Kementrian Keuangan yang diawasi Dewan Negara. Yang bertugas melakukan pengawasan dan penegakan aturan standar akuntansi keuangan yaitu Komite Standar Akuntansi Cina (China Accounting Standards Committee – CASC). • Meksiko: Lembaga pembuat standar akuntansi nasionalnya yaitu Institut Akuntan Publik Meksiko (Instituto Mexicano de Contadores Publicos). Yang bertugas melakukan pengawasan dan penegakan aturan standar akuntansi keuangan yaitu standar akuntansi yang dikembangkan oleh Komisi Prinsip Akuntansi dibawah institusi tersebut, sedangakan standar auditing merupakan tanggung jawab Komisi Prosedur dan Standar Auditing. • Taiwan badan pembuat standar akuntansi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Committee- FASC) dari Lembaga Pengembangan dan Penelitian Akuntansi (Accounting Research and Development Foundation-ARDF). • Prancis merupakan pendukung utama akuntansi nasional di dunia.Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General (kodeakuntansi nasional) resmi yang pertama pada bulan September 1947. Revisikode tersebut dilakukan pada tahun 1957. Revisi selanjutnya terjadi padatahun 1982 berdasarkan Direktif Keempat Uni Eropa (UE). Pada tahun 1986,rencana tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan direvisi lebih lanjutpada tahun 1999. • Badan yang menangani standar pelaporan keuangan yang berlaku untuk entitas di sektor swasta danpublik dari ekonomi Australia adalah Australian Accounting Standards Board (AASB). AASB merupakanbadan independen yang menetapkan standar akuntansi dan bertempat di Melbourne, Australia.Anggota dari AASB terdiri dari 14 orang, termasuk kepala AASB. Kepala AASB ditunjuk oleh menterihukum perusahaan dan kepensiunan (Minister for Superannuation and Corporate Law). Sementarauntuk anggotanya berasal dari beragam latar belakang, dan ditunjuk oleh Financial Reporting Council(FRC).AASB didirikan untuk mengembangkan, dalam kepentingan umum, sebuah paket standar akuntansi yangberkualitas, dan mudah dipahami. Hal tersebut sangat dibutuhkan dalam menyajikan informasi yangtransparan dan dapat diperbandingkan, untuk tujuan laporan keuangan secara umum • Untuk kawasan eropa IASB (International Accounting Standard Board) IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard). • GASC membawahi Badan Standar Akuntansi Jerman (GermanAccounting Standards Board-GASB) yang melakukan pekerjaan teknis danmengeluarkan standar akuntansi. GASB adalah rekomendasi wajib yanghanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi. GASB dibentuk untuk mengembangkan suatu standar Jerman yang sesuai dengan standar akuntansi internasional. GASB telah mengeluarkan Standar AkuntansiJerman (German Accounting Standards-GAS) untuk permasalahan sepertilaporan arus kas, pelaporan segmen, pajak tangguhan, dan translasi matauang asing. Namun pada tahun 2003, GASB menerapkan strategi baru danmenyelaraskan program kerjanya dengan usaha IASB untuk mencapaikonverjensi standar akuntansi secara global. Perubahan ini mengakuiketentuan Unit Eropa atas IFRS bagi perusahaan emiten pada tahun 2005. Sumber : http://www.scribd.com/doc/52399563/1/A-Pengertian-dan-Sumber-Standar-Akuntans
READ MORE - Mari Mengenal Standar Akuntansi di Beberapa negara

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

BAPEPAM-LK Terapkan Metode Perhitungan Baru Awal 2013

JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berniat menerapkan metode penghitungan reksa dana pasar uang yang baru pada awal tahun depan.

Hal itu terdapat di dalam draf revisi peraturan Bapepam-LK No.IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Reksa Dana Terbuka yang sudah dipublikasikan otoritas pasar modal disitusnya hari ini, 3 Februari 2012.

"Pelaksanaan penghitungan efek reksa dana pasar uang berdasarkan nilai pasar wajar yang dapat mengakibatkan nilai aktiva bersih akhir per unit penyertaan tidak sama dengan nilai aktiva bersih awal per unit penyertaan berlaku per 1 Januari 2013," kutip rancangan revisi tersebut.

Saat ini, revisi peraturan tersebut sedang meminta masukan dari pelaku pasar. Ada beberapa pasar yang diubah, terutama pada metode penghitungan yang nilai unit penyertaannya tidak lagi sama, serta penghapusan unit bonus.

Metode penghitungan reksa dana pasar uang yang lama menuntut manajer investasi memberikan nilai unit penyertaan sama dengan ketika diterbitkan, di level 1.000.

Hal itu dimungkinkan karena keuntungan investasi dibagikan kepada investor melalui unit bonus.

Revisi bermaksud menyesuaikan dengan pernyataan standar akuntansi dan keuangan (PSAK) yang berubah akibat konvergensi dengan standar akuntansi internasional (international financial reporting standards/IFRS).

Selain peraturan tersebut, otoritas pasar modal juga tengah meminta pendapat pelaku pasar terkait dengan peraturan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue). (sut)

Referensi : http://www.bisnis.com/articles/bapepam-lk-terapkan-metode-perhitungan-baru-awal-2013
READ MORE - BAPEPAM-LK Terapkan Metode Perhitungan Baru Awal 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Referensi Hidup Untuk Kedepan Nanti

Berbekal pengalaman sebagai birokrat, Zaafril Razief Amir memiliki obsesi menjadikan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei) berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya.
Lulusan pertama Universitas Indonesia untuk konsen trasi asuransi ini menginginkan BUMN yang dipimpinnya itu berkontribusi signifikan bagi peningkatan ekspor sekaligus menunjang perekonomian nasional, dan menjadi perusahaan sehat.
Kepada Bisnis Indonesia, pehobi golf ini menuturkan banyak tentang perjalanan karier, persaingan, hingga strategi kerja sama dan layanan kepada pelanggan. Petikannya:
Bagaimana perjalanan Anda menjadi orang nomor satu di Asei?Saya kuliah di Universitas Indonesia mengambil jurusan akuntansi. Saat tingkat tiga, saya diberi beasiswa oleh perusahaan asuransi asal Jepang, termasuk untuk bekerja di perusahaan itu jika sudah lulus, tetapi tidak mengikat. Saya lulusan pertama UI untuk konsentrasi asuransi.Saya diterima di Kemenkeu di bagian yang menjadi cikal Badan Kebijakan Fiskal. Jadi background saya manajemen asuransi, tetapi saya mengerjakan sesuatu yang makro, seperti perencanaan APBN dan analisis perbankan.Saat dibentuk Ditjen Lembaga Keuangan. Saya menjadi direktur perbankan. Setelah itu, saya ditempatkan di bagian pendidikan, lalu ditempatkan di Asei, sebagai direktur operasional.Sempat kembali ke Kemenkeu, saya ditugaskan lagi ke Asei menjadi direktur utama. Pada 2010, ketika saya berusia 56 tahun, saya mendapatkan pilihan kembali lagi ke Kemenkeu atau tetap di Asei dengan status pensiun.Apakah Anda tidak merasakan canggung ketika pindah dari Depkeu ke Asei yakni beralih dari birokrat menjadi pelaku usaha?Saat ini, saya sudah memiliki bermacam-macam latar belakang, menjadi birokrat, pembuat peraturan, pengawasan ketika di Direktorat Perbankan, dan juga latar belakang sebagai pelaku usaha.Kalau boleh jujur, saya lebih suka menjadi pelaku usaha. Ini lebih cocok dengan karakter saya, daripada jika saya di birokrasi.
Sebagai birokrat, terus terang ruang gerak untuk inovasi, kreativitas, dan improvisasi cenderung dibatasi. Tapi kalau di sini [Asei] saya bisa berinovasi apa saja. Bisa membuat produk baru, bekerja sama, menyusun strategi, menyusun skema-skema. Di Asei saya melakukan sendiri, membuat kebijakan sendiri, mengukur sendiri, begitu pun dalam mengangkat pegawai, saya harus berhitung.
Jauh lebih menantang di sini. Semuanya jelas. Tanggung jawab saya jelas. Hasilnya juga jelas. Misalnya kalau saya melakukan sesuatu maka hasilnya seperti apa dan kalau saya tidak melakukan hasilnya seperti apa. Saya suka itu, semuanya terukur, nyata. Saya jadi dapat melihat perkembangan seperti apa. Ketika menjadi birokrat tidak dapat seperti itu.
Bagaimana pasang surut mengelola Asei?Tujuan lembaga seperti Asei itu mulia. Hampir semua negara besar memiliki ECA [export credit agency] seperti Asei, yaitu lembaga yang dibuat oleh pemerintah untuk mendorong ekspor. Biasanya di bawah perdana menteri, atau menteri, bahkan ada yang langsung di bawah pimpinan negara. ECA umumnya berformat government agency, seperti Bulog. Kalau untung labanya untuk kepentingan usahanya. Kalau rugi akan dibantu pemerintah.
Di luar negeri, bentuknya lembaga nirlaba milik pemerintah untuk meningkatkan ekspor. Lembaga ini tidak membayar dividen, tidak membayar pajak, dan kerugian operasional ditanggung pemerintah. Kinerjanya diukur berdasarkan seberapa besar membantu peningkatan ekspor.
Di sini, kami diperlakukan sebagai BUMN asuransi yang ter kena dua regulasi, yaitu regulasi BUMN dan asuransi. Sebagai asuransi, kami terkena ketentuan keuangan, permodalan, dan rasio solvabilitas. Sebagai BUMN, kami harus memperoleh laba, membayar pajak, dan membayar dividen.
Ukuran kinerja sama dengan perusahaan asuransi lain, seperti pendapatan premi, dan RBC (risk based capital).Artinya kita punya misi mendorong ekspor, tetapi tidak boleh merugi dan harus sehat. Karena saya harus mendukung usaha kecil, dan usaha lemah, saya menjadi jauh lebih berisiko. Jadi tugas ECA di sini jauh lebih berat daripada ECA di luar negeri.Akhirnya saya harus memilih nasabah yang aman bagi Asei. Padahal, sebetulnya yang perlu saya bantu adalah nasabah yang ti dak aman, yang kecil-kecil, yang tidak berpengalaman ekspor, dan tidak punya pengetahuan siapa pembeli dari luar negeri.Ternyata yang masuk ke Asei adalah perusahaan-perusahaan besar yang standar opera sionalnya mengharuskan ionalnya mengharuskan mereka mengasuransikan risikonya. Dari kontribusi ke laba lebih besar, lebih enak untuk saya. Tetapi sebetulnya fungsi saya kan, harus mendukung usaha kecil. Nah, ini yang kurang terlak sana karena saya harus mengejar laba. Ini kegalauan saya.
Apakah itu tidak mengubah fungsi Asei sebagai ECA?Fungsinya tetap ECA karena anggaran dasar menjadikan Asei sebagai ECA, ya itu ECA yang boleh menjalankan ke giatan asuransi umum dan penjaminan. Ada untung-ruginya. Untungnya, ASEI menjadi one stop service. Tidak ada ECA lain yang mempunyai empat usa ha sekaligus dalam satu atap. Kami punya.
Kerugiannya adalah tidak jelasnya Asei ini sebagai makhluk apa. Ini keg undahan saya. Fungsi pokok Asei jelas yaitu ECA, tetapi kegiatan asuransi umum mendominasi.
Pernahkah Anda mengambil keputusan sulit dan dilematis? Seperti apa?Keputusan yang menantang, yaitu meng ubah pola pikir dan etos kerja di sini. Pasalnya, Asei dikenal sebagai perusahaan yang uangnya banyak. Dulu kami hidup dari investasi, sedangkan penerimaan hasil penge lolaan premi kecil. Ketika krisis 1997--1998, saat bunga investasi tinggi, Asei jaya betul.
Kami dulu punya captive market. Semua kre dit ekspor wajib diasuransikan ke Asei. Itu membuat mental kami cenderung menunggu penyaluran kredit ekspor bank, dan wajib diasuransikan ke Asei. Asei pun menjadi lembaga yang manja dan stafnya tak berkembang inisiatifnya.
Waktu saya masuk Asei, produknya itu-itu saja. Asei memang punya produk asuransi ekspor, asuransi kredit, surety ship, tetapi biasabiasa saja. Nasabah asuransi ekspor hanya 50 nasabah. Untuk asuransi kredit hanya punya kerja sama dengan satu bank. Surety ship-nya biasa-biasa saja. Asuransi umumnya hampir tidak berkembang.
Setelah diselidiki, ternyata tolak ukur kinerja ketika itu laba. Laba dari berhasilnya investasi di deposito sudah dianggap prestasi.
Bagaimana Anda memersepsikan pelanggan?
Saya di perusahaan jasa, pelanggan pasti luar biasa untuk saya. Saya memberikan ser vis kepada perbankan dan eksportir. Bagi perbankan, saya dinilai dari konsistensi omongan. Ini yang saya jaga.
Hal pertama yang saya janjikan adalah klaim pasti dibayar. Di perusahaan asuransi beredar anggapan jika bisa tidak bayar klaim maka tak akan bayar dengan alasan sedemikian rupa. Namun, saya memastikan di awal klaim harus dibayar. Treatment saya 2 minggu, boleh dibukti kan. Kalau ada yang berlama-lama dalam membayar klaim, saya marah sekali.Saya tidak akan lari dari itu [bayar klaim]. Jadi, orang akan nyaman. Klien harus dilayani dengan baik. Kalau boleh jujur, modal tidak terlalu perlu untuk saya.
Bagaimana terhadap pesaing?Secara keberadaan, tidak ada asuransi ekspor lain di Indonesia. Namun, secara praktik ada, seperti Euler Hermes yang kantornya di Singapura.
Oleh karena itu, saya harus fight agar pengusaha kita lebih percaya lembaga di dalam negeri.Untuk itu Asei bekerja sama dengan NEXI, ECA-nya Jepang. Wilayah kerjanya sudah dunia.
Saat saya datang sendiri untuk menjamin ekspor perusahaan-perusahaan Jepang di sini, mereka bertanya, kamu siapa. Tetapi ketika saya gandeng NEXI, mereka menjadi yakin. “Oo, NEXI..
NEXI..“
Bagaimana Anda menyiapkan atau memetakan Asei ke depan?
Asei itu luar biasa. Hal yang saya kembangkan adalah kepercayaan. Waktu saya datang pertama, yang saya jual adalah bahwa saya harus dipercaya. Sekarang alhamdulillah saya sudah mendapatkan kepercayaan dari ECA-ECA di luar negeri.
Kepercayaan itu paling penting. Saya bekerja sama dengan hampir semua ECA di Asia seperti Jepang, Korsel, China, India, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Thailand, serta Uni Emirat Arab dan ECA-ECA di Timur Tengah. Penjaminan saya sudah bisa diterima di semua negara itu.Saya ingin menggerakkan bank memberikan kredit kepada siapa pun yang saya tunjuk atas dasar kepercayaannya kepada saya dan penjaminan Asei. Jadi, saya tidak perlu tambahan modal, atau menjadi bank, untuk dapat menggerakkan potensi ekonomi itu.Saya berharap perusahaan seperti ini lebih banyak lagi. Indonesia perlu penjamin-penjamin, seperti Asei.
Pernahkah Anda menghadapi karyawan yang menentang keputusan Anda?
Protes frontal tidak ada. Tapi diam-diam tidak dikerjakan, tidak mengerti, malu bertanya, ya, yang seperti itu. Orang yang punya visi dan ingin maju tidak banyak. Lebih banyak yang mau aman. Dari hari ke hari bekerja itu-itu saja. Produk tak dikembangkan. Pemikiran tidak dikembangkan.
Saya menganggap ini tantangan. Saya tidak bisa bekerja sendiri. Semua harus saya didik supaya berpandangan sama dengan pandangan CEO-nya.
Siapa orang di balik sukses Anda?Banyak. Dari keluarga, tentu orang tua. Saya percaya tidak ada orang sukses kalau tidak baik pada orang tuanya. Berkah Allah itu melalui orang tua. Sukses itu luar dalam.
Kedua, atasan-atasan saya yang telah mendidik saya. Dan tentunya pemegang saham yang memberi kepercayaan luas untuk mengembangkan Asei.
Bagaimana Anda menyeimbangkan urusan pekerjaan dengan keluarga?
Itu sebetulnya persoalan klasik. Tetapi kalau bekerja dengan senang dan sepenuh hati, hasilnya beda. Kadang heran mengapa saya cukup kuat di sini, sejak awal bergabung hingga sekarang belum pernah absen. Kalau pulang dari luar negeri masih pukul 15.00 atau 16.00, saya pasti sempatkan ke kantor. Saya merasa Asei adalah anak saya yang harus saya jaga. Ada amanah.
Apa obsesi Anda yang belum tercapai?
Kalau urusan pribadi, saya ingin secepatnya menuntaskan anak-anak. Paling tidak, ya nikah semua. Tapi ternyata tidak bisa cepat, karena saya punya anak yang masih berusia 9 tahun.
Kedua, saya ingin membuat Asei berbeda.Asei harus punya peran, baik peran makro maupun peran mikro. Peran makro adalah menunjang perekonomian nasional dan menyumbang peningkatan ekspor. Peran mikronya menjadi perusahaan sehat.

Sudirman Maman Rusdi

Selalu berpikir lebih maju menjadi modal bagi Sudirman Maman Rusdi, yang merintis karier dari tingkatan pekerja paling bawah ini menjadi orang nomor satu di PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Tak hanya itu, pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, ini juga menjadi orang non-Jepang pertama yang dipercaya menduduki jabatan Direktur Daihatsu Motor Company Ltd, sejak perusahaan Jepang ini berdiri pada 1907.
Dalam sebuah wawancara dengan Bisnis Indonesia, Sudirman tak hanya bercerita tentang perjalanan kariernya, tetapi juga memaparkan kunci-kunci mengatasi kesulitan, orang di balik suksesnya, agenda yang tengah dijalankan, hingga rencana yang menjadi obsesinya. Berikut petikannya:
Bagaimana perjalanan Anda di Daihatsu?
Ceritanya panjang. Sebelum masuk Daihatsu saya sudah bekerja 1,5 tahun sebagai chief bidang perencanaan pada perusahaan joint venture PT Aluminium Working Indonesia di Tangerang.
Saya masuk Daihatsu pada 1978. Saya melamar, dari 86 orang yang dites, tiga orang lolos. Saat itu Daihatsu membuat komponen body, saya sebagai staf produksi. Pabrik saat itu masih kosong, saya membuat layout tempat untuk peralatan yang mau datang. Saat itu benar-bena dari nol, tempat makan saya makan saya bangun sendiri, baju-baju bergelantungan, saya bikin loker dari papan. Saya makan minum di atas mesin, dikerjakan dari siang, malam, sampai siang. Tiga bulan bekerja saya diangkat jadi karyawan.
Tahun 1989 saya menjadi assistant manager manufacturing department, dan manajer pada 1989. Sejak Februari 2011 menjadi Presiden Direktur ADM, dan menjadi Direktur Daihatsu Motors Company (DMC), Jepang, sejak Juni 2011.
Orang non-Jepang pertama jadi Direktur DMC?
DMC itu berdiri pada 1907 untuk membuat mesin-mesin pertanian.
Pada 1951 Toyota masuk, barulah namanya menjadi Daihatsu dan memproduksi mobil. Selama perjalanan panjang, hingga tahun lalu berumur 104 tahun tidak ada satu pun direksinya orang asing.
Diangkat menjadi Presiden Direktur ADM saya merasa ini amanah dan kepercayaan, karena kepemilikan saham DMC 61,8% yang notabene presiden direk notabene presiden direk tur dari mereka. Astra sebagai pemegang saham kedua 31,8% dengan jabatan vice president, jabatan yang saya pegang sebelumnya.
Yang pertama dikasih tahu waktu itu adalah Pak Hidayat, Menteri Perin dustrian, saat Chairman DMC itu ber temu pada 31 Agustus 2010. Sebelum itu, Chairman DMC sempat bertanya pada saya tentang umur. Umur saya 56 tahun. Dia bilang perusahaan sudah besar, Anda sudah berkecimpung sejak lama membangun ADM, dan sebagai apresiasi perusahaan ini dipegang orang Indonesia. Dan saya percaya dipegang oleh Anda.
Dia bilang jika sudah menjadi Presiden Direktur ADM bisa menjadi direktur di DMC, dan ini baru pertama kalinya terjadi.
Bagaimana Anda menanggapinya?
Semua itu adalah Tuhan yang menentukan, manusia hanya bisa berusaha. Saya anggap ini anugerah.
Saya selalu berpikir satu langkah ke depan, saya belajar. Saat menjadi asisten manager, saya berpikir tugas dan tanggung jawab manager itu seperti apa. Ini bukan berambisi menduduki posisi itu, tetapi saat posisi itu ada, tentu akan diberikan kepada orang yang paling siap, tahu tugas dan tanggung jawabnya.Pengalaman tersulit apa yang pernah dialami?
Saat krisis 1998 harus mengurangi orang. Daftarnya orang-orang yang pernah menjadi atasan, senior saya, meski Astra memberi kompensasi yang baik. Lalu saya memulai lagi dari nol lagi. Siapa-siapa yang saya tunjuk jadi kepala pabrik.
Kalau mengenai turun naik produksi, sejak awal berkarier, itu biasa. Kesulitannya lebih kepada hati. Mereka yang bekerja bersama-sama saya 10-15 tahun dan pernah menjadi senior.
Kata kunci untuk mengatasi kesulitan itu?
Saya mengajak berpikiran logis dulu, bicara fakta, lalu dari hati ke hati. Ini kan bukan kehendak pribadi, tetapi karena tuntutan profesionalisme.
Pernahkah mengambil keputusan yang keliru lalu disesali?
Ada, tetapi bukan keputusan fatal. Bukan berarti keputusannya salah, tetapi kurang sem purna, berarti di lain waktu perlu improvement lagi.
Keputusan monumental yang pernah diambil?
Saya lebih melihat ke depan bagaimana langkah strategi perusahaan. ADM ini harus seperti ini, saya ajukan ke Jepang, dan gayung bersambut. Contoh, mendirikan pabrik baru di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang.
Inspirasinya datang saat pulang dari Eropa. Di pesawat saya berpikir poyeksi pasar, dan kapasitas pabrik Daihatsu dan Toyota yang tidak akan mencukupi. Izin pabrik di Sunter tidak selamanya, hanya sampai 2024.
Lalu kita mulai berpikir untuk mencari tanah dan mengatakan pada DMC. Januari beli tanah, Mei 2011 kami ground breaking. Saat ini pabrik sudah 80%, mesin sudah ada di sini. Oktober siap operasi.
Pembangunan pabrik baru salah satu yang monumental?
Pada awalnya saya memang ingin mencari tanah untuk tempat R&D. Namun karena pasarnya sedang bagus, makanya saya balik. Saya membangun pabrik, tetapi R&D akan tetap dilanjutkan. Akhir bulan ini fasilitas R&D sudah mulai dibangun.
Bagaimana Anda melihat kompetitor dan memperlakukan pelanggan?
Semua melihat Indonesia sebagai pasar yang kompetitif. Kita tidak bisa petitif. Kita tidak bisa menghindari persaingan. Pada akhir nya semua kita kembalikan kepada konsumen.
Salah satu cara nya adalah bagaima na memberi kepua san maksimal pada konsumen. Kalau secara produk, model antarmerek itu hampir sama, teknologi juga tidak terlalu berbeda, tinggal mau dipasarkan dengan harga berapa. Pemenang di tangan konsumen.
Kami dalam menetapkan supplier syaratnya QCD, quality, cost, delivery. Setiap mau investasi kami jeli melihat pasar itu seberapa besar karena pernah mengalami pahitnya. Punya kapasitas produksi 78.000 unit tetapi hanya ber 78.000 unit tetapi hanya ber produksi 18.000 unit setahun.
Bagaimana Anda melihat posis R&D?
Sangat strategis. Jika mempunyai kemampuan R&D, kita bisa merespons pasar dengan cepat karena pasa dinamis, apalagi persaingan semakin ketat. Kita bisa mengetahui segmen pasar, kebutuhan pasar ekspor, dan bisa buat produk yang diperlukan pasar.
Tanpa R&D, semua ditetapkan oleh prinsipal, mulai dari perencanaan awal sampai produk itu di-launching butuh waktu 2,5--3,5 tahun. Selama ini, baru 10%-15% orang ADM yang membantu di Jepang untuk ang membantu di Jepang untuk Avanza-Xenia. Kita mau rancang bangun pembuatan body dan sasis dilakukan oleh orang orang Indonesia.
Strategi dalam 1-2 tahun ke depan?
Saya harus menyiapkan budget pabrik baru, meningkatkan kapasitas produksi. Tahun ini, pembangunan R&D dilakukan tahap pertama, tahun depan tahap kedua, ketiga, ini dilakukan terus.
Siapa orang di balik sukses Anda?
Atasan yang memberi kepercayaan kepada saya. Pertama memberi saya kepercayaan di Daihatsu adalah Pak Josep Handoko. Ketika di National Astra Motor adalah Pak Aji Santoso.
Berikutnya Pak Prijono sebagai atasan langsung. Banyak diskusi juga dengan almarhum Pak Michael D. Roeslim.
Jadi kuncinya, selain belajar dan berpikir ke depan, saya menjaga kepercayaan dengan melakukan yang terbaik sehingga mendapatkan kesempatan. Kesuksesan itu tidak terlepas dari yang memimpin.
Kepada anak buah, saya selalu mengajarkan supaya mengoreksi saya jika keliru. Daihatsu saya ingin membentuk tim yang super, bukan individu yang super. Saya ingin tim yang solid.
Apakah mempersiapkan kader di ADM?
Seperti yang saya bilang tadi, mempersiapkan fondasi yang kuat, termasuk kader-kader. Dulu setelah pengurangan karyawan, produksi turun. Kita tidak merekrut banyak karyawan. Pada 2004-2005 baru merekrut yang bagus-bagus lagi.
Saya ingin paripurna dengan baik, meninggalkan legacy bagi perusahaan ini, menyiapkan fondasi perusahaan dengan baik, stepping perusahaan ke depannya, termasuk orang-orangnya.
Kebanggaaan saya terhadap perusahaan ini adalah karyawan yang mencapai 9.000 orang. Dulu karyawan 4.500 orang, ada krisis dipotong-potong jadi 1.400-an orang. Memberikan lapangan kerja, dan kesejahteraan itu membahagiakan saya. Belum lagi ada 155 pemasok tingkat pertama, 850 pemasok tingkat kedua. Berapa itu karyawannya, dan keluarganya.
Sistem kaderisasinya seperti apa?
Kami mengikuti pola Astra. Ada people assessment management, ada people roadmap, kita lakukan itu.
Persiapan bisnis atau kegiatan di masa pensiun?
Tidak [ada]. Saya mungkin mencari kesibukan saat itu, tetapi saya ingin menikmati hidup.
Bagaimana membagi urusan keluarga dengan pekerjaan?
Sejak 2 tahun lalu saya korbankan bermain golf. Saya menyadari anak­ anak makin besar, membutuhkan perhatian. Kalau Sabtu masih harus bekerja, Minggu siang harus buat keluarga. Olahraga relatif tidak ada.
Cita­-cita saat kecil?
Ingin bikin mobil. Ayah saya punya perusahaan angkutan. Kalau ada sopir mau bongkar mesin saya tak jadi main bola, ikut nongkrongin bongkar mesin.
Siapa tokoh idola?
Dulu saya paling suka mendengarkan pidato Bung Karno. Lalu saya lihat orang pintar, berposisi di luar negeri, [Bacharuddin Yusuf] Habibie. Tapi yang selalu mengilhami, mendorong, dan menasehati itu ibu saya.
Obsesi?
Itu tadi. menyiapkan fondasi yang kuat, membangun kader-kader yang bagus, itu legacy bagi perusahaan.
Kenangan depresi besar atau great depression mulai muncul lagi di benak para ekonom. Setiap kali membaca berita perekonomian dunia, seakan-akan selalu muncul istilah ‘tidak becus’ dan ‘ketidakmampuan’. Maka, bayangan miris tentang depresi perekonomian yang melanda berbagai belahan bumi seusai Perang Dunia II pun menjadi ‘hantu’ di berbagai prediksi.
Apakah sesungguhnya para pengambil kebijakan dunia itu memang tidak becus? Benarkah lulusan dari Harvard itu kurang cerdik menangani krisis di Amerika Serikat? Para staf ahli menteri di Eropa itu tidak mampu merumuskan formula tepat terhadap berbagai krisis di beberapa negara?
Perkara yang sebenarnya terjadi adalah kepercayaan. Manakala Presiden Barack Obama mengajukan nama Jim Yong Kim sebagai bos di Bank Dunia untuk menggantikan Robert Zoellick, yang ia ajukan adalah kepercayaan.
Para pengamat meributkan kompetensi Kim, “Seorang dokter mengurusi perekonomian dunia, yang benar saja?” “Hai, permasalahan dunia tidak hanya berputar pada penanganan HIV/Aids saja yang menjadi keahlian Kim!” Sorak sorai itu mendengungkan ketidakpercayaan.
Di level mikro, ketidakpercayaan terjadi dalam keseharian bisnis. Perusahaan yang sedemikian mapan, selama bertahun-tahun aman-aman saja, bisa jadi memendam benih ketidakpercayaan yang siap untuk meledak sewaktu-waktu. Ketidakpercayaan seperti itu menimbulkan pola kerja yang muram dan menghasilkan produktivitas yang menyedihkan. Keadaan seperti itu tidak akan hilang dengan hanya berdoa, tapi kerja keras para pemimpin. Ya, harus diawali dari pemimpin karena merekalah yang memegang tongkat komando.
Bagaimana orang-orang membangun kepercayaan dalam kehidupan mereka sehari-hari? Cukupkah melakukan briefing harian dan menceramahi bawahan? Anda tahu hal seperti itu tidak menyelesaikan masalah. Anda harus bertindak dan mengkomunikasikannya. Dan ingat sekali lagi, kepercayaan dimulai dari atas.
Manakala Franklin Quest dan Covey Leadership Center bergabung dalam Franklin Cove Company, sempat terjadi kebingungan di dalamnya. Dua perusahaan itu dikenal dengan performa yang meyakinkan yang didukung orang-orang pilihan di bidang manajemen. Setiap orang yang pernah merasakaan bagaimana proses merger terjadi pastilah paham bahwa penggabungan dua budaya tidaklah mudah. Harapan-harapan yang muncul di awal akuisisi seakan menjadi nisbi. Kecurigaan muncul dan ungkapan Mahatma Gandhi pun terngiang, “Begitu ada kecurigaan tentang motif-motif seseorang, segala yang ia lakukan menjadi ternoda.”
Stephen MR Covey mengakui kegagalan-kegagalan awal yang ia lakukan adalah karena ia lebih mengandalkan asumsi. Ia pun melakukan serangkaian langkah untuk membangun kepercayaan. Pemimpin yang fokus membangun kredibilitas akan menggapai kepercayaan dari orang lain, bahkan kepercayaan terhadap diri sendiri. Hasilnya? Merger itu kemudian berjalan mulus dan terjadi budaya saling percaya.
Apa yang Covey lakukan dimulai dengan sebuah pertemuan di mana ia dengan lantang mengungkapkan apa yang sebelumnya menjadi kasak-kusuk. Gosip di antara karyawan dan kecurigaan-kecurigaan dalam politik kantor ia kemukakan dengan bahasa sederhana. Rapat yang semula dijadwalkan satu jam saja kemudian melar menjadi seharian. Semua orang seperti ingin memuntahkan apa yang ada di benak mereka selama ini.
Tiga perilaku
Untuk menjadi pemimpin yang dipercaya, ada beberapa perilaku yang harus dilakukan. Stephen Covey mengidentifikasikan tiga perilaku utama para pemimpin terpercaya (high-trust leaders).
Pertama, bicara langsung. Jujurlah. Katakan yang sebenarnya dan biarkan orang lain tahu Anda berada di sisi mana. Gunakan kata-kata sederhana. Covey melakukannya saat rapat bersama dengan menyatakan apa yang ada di pikirannya. Ia menyatakan terus-terang tentang friksi yang terjadi akibat ketidakpercayaan.
Langkah itu memang mengejutkan orang-orang yang terlibat. Seakan-akan tindakan itu mewakili apa yang mereka pikirkan selama ini. Ada kecenderungan untuk berkilah. Atau, sebagai orang Indonesia, lebih bahagia dengan membicarakannya secara diam-diam atau berbicara dengan sindiran. Tindakan menutup-nutupi apa yang terjadi sesungguhnya justru menambah ketidakpercayaan.
Langkah kedua adalah perlihatkan penghargaan (demonstrate respect). Biarkan orang lain tahu bahwa Anda peduli. Biarkan juga orang lain menyatakan apa yang ia pikirkan. Mendengarkan terkadang lebih berharga daripada memberi perintah. Hargai setiap inci dari apa yang terjadi tanpa meninggalkan prinsip efektivitas.
Terkadang orang lupa bahwa setiap makhluk memiliki harga diri. Setiap individu memiliki imajinasi. Mereka pun butuh untuk memiliki kepercayaan diri seperti Anda. Dalam hal ini, apa yang mereka lakukan membutuhkan afirmasi apakah sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Cara paling ‘primitif’ yang dilakukan oleh pemimpin adalah dengan mendekati anak kecil atau bayi. Silakan periksa, ada berapa banyak presiden yang foto bersama anak-anak kecil. Bahkan Presiden Amerika Serikat selalu memiliki acara untuk mengadakan pertemuan dengan siswa-siswi sekolah. Ternyata, strategi ini juga diterapkan oleh pemimpin simpanse.
Dalam menarik kepercayaan komunitasnya, pemimpin simpanse akan mendekati bayi simpanse dan mengelus-elus kepala bayi itu. Tindakan itu efektif untuk menunjukkan bahwa ia perhatian terhadap hal-hal kecil. Jadi, ketika pemimpin melakukan tindakan besar, secara tidak sadar anggota tim akan langsung beranggapan bahwa ia tidak akan mengabaikan detil.
Hal yang ketiga adalah menciptakan transparansi. Terbukalah dan bersikaplah otentik. Nyatakan perhatian Anda. Biarkan Anda menjadi kristal bening yang bisa dinikmati oleh semua orang yang memandang. Atau, belajarlah dari keberhasilan para pembuat software komputer yang memanfaatkan frasa what you see is what you get (wysiwyg). Manakala Anda membiarkan orang lain untuk bermain tebak-tebak buah manggis, tidakkah itu sama saja dengan membiarkan mereka menuju ke arah yang salah?
Seberapa banyak dari para pemimpin yang telah menyatakan secara terbuka, mau dibawa kemana organisasi yang ia pimpin? Bayangkan apabila Anda mengikuti rombongan perjalanan tanpa tahu tujuan. Anda hanya akan berjalan dan melihat. Anda memiliki impian tetapi tidak memiliki strategi yang nyata karena takut impian itu tidak sesuai dengan tujuan yang sesungguhnya.
Ketakutan adalah biang dari kepercayaan. Dalam dunia intelijen, ketakutan adalah salah satu senjata yang ampuh untuk menghancurkan musuh dan menjadi jalan bebas hambatan menuju ketidakpercayaan. Dengan ketidakpercayaan, apa saja bisa terjadi, bahkan untuk menghancurkan sebuah negara atau meluluhkan perekonomian dunia.
*) Satyo Fatwan adalah Managing Partner Dunamis Organization Services

Referensi : www.bisnis.com
READ MORE - Referensi Hidup Untuk Kedepan Nanti

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menuju Koperasi Modern Berbasis Teknologi Informasi

JAKARTA: Koperasi sebagai salah satu entitas bisnis, mulai tahun ini tidak akan lagi menjadi institusi kerakyatan yang termarjinalkan. Kelompok yang mengusung prinsip gotong royong dalam operasionalnya ini dipastikan akan berkembang menuju koperasi modern berbasis teknologi informasi.
Slamet Riyadi, Group Head Enterprise Service PT Telkom Indonesia, mengatakan pihaknya melakukan fasilitasi terhadap pelaku koperasi yang telah terseleksi untuk menerima program fasilitasi berupa peranti lunak dan koneksi jaringan online.
”Kami mengarahkan koperasi beralih dari sistem pembukuan manual ke sistem akuntansi digital dan terintegrasi,” ujarnya kepada Bisnis hari ini.
Untuk menjalankan program perkuatan bagi pelaku koperasi tersebut, perusahaan BUMN itu bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam program koperasi modern.
Dari 187.000 unit koperasi lebih di Indonesia, secara periodik akan menunjukkan kekuatannya dengan memanfaatkan fasilitas informasi, teknologi dan komunikasi (TIK), dan pemerintah akan menobatkannya pula menjadi koperasi modern.
Momentum ini bisa terjadi karena perkembangan era digital kini merambah ke berbagai sisi bisnis, dan kali ini mengarah kepada koperasi.
Apakah memanfaakan TIK mampu menempatkan koperasi menjadi pemain baru di era digital? Slamet mengatakan ada beberapa fasilitas yang diberikan agar usaha mereka tidak lagi dilaksanakan berlangsung seperti biasanya.
Fasiitas itu mencakup jaringan Internet agar bisa online. Prinsipnya adalah koperasi yang menggunakan TIK dalam proses bisnisnya, akan mendapat tambahan kemampuan, termasuk transaksi pembayaran secara online (online transactional payment) dari Telkom.
Transaksi pembayaran ini adalah salah satu pendukung kemampuan bisnis untuk pembayaran, pembelian, cicilan maupun pengiriman uang atau remittance. “Kami akan menyempurnakan penampilan mereka menjadi koperasi yang menggunakan fasilitas dan sistem modern.”
Menurut dia, ada beberapa hal yang memberi nilai plus bagi koperasi setelah memanfaatkan fasilitas dari Telkom dalam program koperasi modern. Misalnya memonitor posisi status pinjaman dan sharing modal setiap anggota.
Dengan demikian kelemahan masa lalu seperti pelaporan terlambat dan tidak akurat, bisa demean mudah teridentifikasi. Jadi, katanya koperasi betui-betul jadi modern karena sistem operasionalnya otomatis. “Inilah yang disebut modern”.
Untuk mengaplikasikan program tersebut, Telkom tidak hanya memberikan fasilitas peranti dengan dua opsi untuk melaksanakan start bisnis. Perusahaan pelat merah itu akan memberikan pelatihan bagi koperasi terpilih untuk mengoperasionalkan perangkat.
Pemanfaatan TIK bahkan bisa mematahkan hukum lama agararia ‘siapa yang mengusai tanah dia yang memimpin dunia’. Slogan itu akan berubah jadi ‘siapa yang mengusai teknologi informasi, dia akan memimpin dunia’. (sut)
Microsoft memperkuat teknologi informasi usaha mikro kecil dan menengah dengan pelatihan aplikasi untuk memperkuat daya saing serta efektivitas dalam produksi dan aspek pemasaran.
Chrisma Albandjar, Director of Corporate Affairs PT Microsoft Indonesia, mengatakan seringkali produktivitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi terkendala karena lemahnya dalam penggunaan teknologi (digital gap).
“Mereka belum sadar bahwa melalui teknologi justru akan mempercepat proses atau efisiensi waktu sehingga berpengaruh pada sisi profit,” katanya, Sabtu 25 Februari 2012.Menurut Chrisma, teknologi tidak harus mahal. Kalau di Microsoft ada teknologi yang memang dibayar berdasarkan penggunaannya saja dan ada pula yang gratis. Dengan memanfaatkan teknologi, kelak UMKM dan koperasi tidak hanya mampu dalam jenjang mikro, namun bisa melangkah ke jenjang menengah dan menjadi besar.
Dia menyampaikan hal itu dalam seminar Meningkatkan Akses Finansial bagi Koperasi dan UMKM dengan Pemanfaatan ICT.
Sosialisasi teknologi aplikasi oleh Microsoft sebenarnya juga sebagai langkah corporate social responsibility (CSR) kepada konsumen khususnya di segmen pelaku UMKM dan koperasi. Sejauh ini, kata dia, penggunaan software dalam basic tools yang tersedia pun belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Contoh umumnya banyak masyarakat yang hanya menggunakan Excel untuk sekedar menghitung atau kalkulator, di luar itu banyak sekali sebenarnya yang bisa dimanfaatkan,” kata Chrisma.
Sejauh ini teknologi aplikasi yang sesuai untuk UMKM dan koperasi adalah dengan sistem komputasi awan (computing cloud) dan Microsoft 365. Untuk penyerapan teknologinya pun tidak membutuhkan waktu yang lama.
Sementara itu, Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah saat ini juga mengaplikasikan system DSS (decission system support). Melalui sistem ini difungsikan sebagai pedoman pengambilan keputusan kelayakan bisnis UMKM dan koperasi, sehingga pihak intermediary seperti pemerintah dan perbankan bisa meningkatkan protofolio investasinya.
Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Wayan Dipta menjelaskan aplikasi DSS dirancang untuk membantu UMKM dalam pengambilan keputusan dari aspek produksi, pemasaran, manajemen, SDM, lingkungan dan keuangan dalam mengatur tingkat kelayakan sekaligus melihat peluang dan hambatan dalam kegiatan bisnisnya.
“Dari hasil analisis ini UMKM bisa mendapatkan rekomendasi tingkat kelayakan usaha, hasil outputnya setelah diprint secara otomatis akan menjadi layaknya sebuah proposal kelayakan usaha,” tambahnya. (ea)
Pemerintah menyediakan software berbasis decision support system secara gratis dan mudah dipahami pelaku usaha kecil menengah yang ingin mengembangkan kapasitas usahanya maupun bagi calon wirausahawan baru.Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, menjelaskan fasilitas tersebut disediakan gratis serta bisa di download pada website yang disediakan, yakni www.smecda.com.
Decision Support System (DSS) merupakan sistem berbasis model dari seluruh prosedur atau proses data dan pertimbangan. "Alat ini bisa membantu manajer mengambil keputusan pengembangan usaha,” katanya kepada Bisnis, Kamis, 1 Maret 2012.
Sampai saat ini, kata Wayan, penggunaan dan akses DSS sudah disosialisasikan ketujuh provinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
”Kami harapkan UKM bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta ketepatan perhitungan nilai kelayakan investasi,” papar I Wayan Dipta.(msb)
Manajemen Coop2Coop sebagai penyedia jejaring sosial untuk komunikasi dan transaksi bagi gerakan koperasi internasional secara online maupun virtual minta dukungan berbagai pihak untuk menyukseskan program tersebut.
Insanial Burhamzah, pemilik dan pendiri Coop2Coop, mengatakan sampai detik ini dia masih merasa seperti sendirian untuk memuluskan peluncuran program jaringan komunikasi berbasis teknologi Cisco Webex tersebut.
”Minimal, kami bisa mendapat support dari Kementerian Koperasi dan UKM maupun gerakan koperasi lain di Indonesia. Sebab, jejaring sosial ini akan menjadi kebutuhan pada masa depan,” katanya kepada Bisnis seusai media gathering Cisco Webex-Coop2Coop hari ini (29/02).
Coop2Coop adalah portal atau jejaring sosial yang khusus bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan masyarakat koperasi. Adapun konten dari jejaring sosial ini mencakup sistem pelayanan komunikasi dan informasi, dan pembayaran (payment gateway).
Jasa ini diinisiasi Insanial Burhamzah atas nama Koperasi Aliansi Tani Nasional (Kopatnas) yang merupakan organisasi pimpinannya.
Aplikasi ini disediakan untuk mempermudah 1 miliar anggota koperasi dunia melakukan transaksi pembayaran dengan sesame anggota koperasi di 93 negara. (ra)



Referensi : WWW.BISNIS.COM
READ MORE - Menuju Koperasi Modern Berbasis Teknologi Informasi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

APBN-P 2012 REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA: Badan Anggaran DPR-RI mempertanyakan alokasi belanja tahun lalu yang tidak terserap sebesar Rp12,48 triliun dalam pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lainnya yang targetnya disepakati Rp72,27 triliun dalam RAPBNP 2012.
Andi Rahmat, anggota Banggara dari Fraksi PKS, mengungkapkan tidak seharusnya anggaran belanja pemerintah yang tidak terserap pada tahun lalu sebesar Rp12,48 triliun dimasukan dalam akuntansi target PNBP lainnya. Pasalnya, anggaran tersebut merupakan belanja bukan penerimaan.
"Ini kan nature-nya belanja, K/L ga bisa menyerapnya mengapa dimasukan dalam pos PNBP yang jelas-jelas mencatat penerimaan. Mengapa tidak masuk ke Silpa saja, apa ini dasar hukumnya" ujarnya dalam rapat Panja A Banggar DPR-RI, Senin malam (19/03).
Menanggapi hal tersebut, Direktur PNBP Ditjen Anggaran (DJA) Kementerian keuangan Askolani mengatakan dana Rp12,48 triliun merupakan belanja kementerian/ lembaga yang tidak terserap sehingga dikembalikan ke kas negara.
"Anggaran belanja ini sudah ada di tangan K/L, tapi sampai batas waktu yang ditentukan kementerian keuangan penggunannya tidak bisa dipertanggungjawabkan, jadi dikembalikan ke kas negara," ujar Askolani.
Menurut Askolani, dalam laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), secara akuntansi anggaran belanja tersebut masuk di pos PNBP lainnya.
"Ini diaudit BPK dan tidak masalah. Apakah nanti diubah untuk masuk akun pembiayaan atau tetap PNBP, silakan dibicarakan. Tapi kalau memang mau diubah sebaiknya dalam APBN 2013, jadi bisa apple to apple," katanya.
Askolani menambahkan, pemerintah tidak merencanakan uang ini kembali ke kas negara, tetapi dana Rp12,48 triliun ini terbentuk karena K/L tidak bisa menyerap.
"Ini memang pendapatan yang tidak terserap, nanti nett-nya menyumbang Silpa," ungkapnya.
Dalam rapat tersebut, pemerintah dan Banggar DPR menyepakati target penerimaan PNBP lainnya sebesar Rp72,27 triliun atau naik Rp18,78 triliun dari target APBN 2012 yang dipatok Rp53,49 triliun.
Berdasarkan komponennya, PNBP lainnya berasal dari domestic market obligation (DMO) minyak yang dipatok Rp11,74 triliun, treasury single account Rp5,17 triliun, belanja tahun lalu Rp12,48 triliun, dan lainnya Rp42,88 triliun.
PNBP lainnya ini termasuk penerimaan negara dari K/L. Adapun 3 K/L yang ditargetkan menyumbang PNBP terbesar, yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika Rp11,56 triliun, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Rp11,9 triliun, dan Kementerian Kesehatan Rp5,2 triliun.
PNBP dari Badan Layanan Umum juga disepakati Rp20,41 triliun atau naik Rp1,18 triliun dari target APBN 2012 sebesar Rp19,23 triliun. Target penerimaan BLU ini berasal dari sektor jasa layanan pendidikan Rp9,54 triliun, otoritas BP Badan Rp0,59 triliun, dan lainnya Rp10,28 triliun.
Terkait penerimaan negara dalam RAPBNP 2012, pemerintah dan DPR juga sudah menyepakati target penerimaan dari deviden BUMN sebesar Rp30,77 triliun.
PNBP nonmigas Rp3,57 triliun belum termasuk PNBP Pertambangan Umum yang diusulkan Rp15,27 triliun, dan perpajakan Rp948,1 triliun belum termasuk Pajak Penghasilan Minyak dan Gas (PPh Migas) yang diusulkan Rp64,59 triliun.
"Penerimaan dari PPh dan PNBP migas akan dibahas bersamaan, karena saling berhubungan, kita jadwalkan besok (Selasa,20/03)," ujar Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.S. Brodjonegoro. (04/Bsi)
Pemerintah mempertimbangkan memangkas belanja kementerian/lembaga atau memperlebar defisit anggaran lebih besar dari rencana di RAPBNP 2012 guna menutup subsidi listrik yang meningkat.
Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo menjelaskan pemerintah mengusulkan kenaikan subsidi listrik Rp48,09 triliun menjadi Rp93,05 triliun di RAPBNP 2012 dengan asumsi tarif tenaga listrik (TTL) naik rata-rata 10%.
Namun, dengan pembatalan kenaikan TTL maka ada risiko tambahan subsidi sekitar Rp5 triliun sehingga idealnya alokasi anggaran subsidi listrik ditingkatkan menjadi Rp98 triliun.
“Kalau dari (risiko) Rp98 triliun (DPR) hanya mengijinkan subsidi listrik Rp64,9 triliun atau Rp65 triliun, tentu selisihnya kami perlu respon," ujarnya di Jakarta, Jumat 16 Maret 212.
"Oleh karena itu, saya ingin ada konsolidasi di pemerintah, apakah ada alternatif. Kalau tidak ada solusinya tentu kami akan kembali ke DPR."
Menurutnya, selisih antara subsidi listrik yang disetujui DPR dengan yang diajukan.pemerintah sekitar Rp33 triliun merupakan risiko fiskal yang harus diantisipasi.
Menambah alokasi dana cadangan risiko fiskal sebesar itu merupakan solusi ideal, tetapi kemungkinan sulit tanpa restu DPR.
“Untuk itu kami perlu mencari solusi dengan alternatif-alternatif memotong lebih jauh belanja pemerintah, menambah defisit atau optimalisasi penerimaan negara. Jadi itu perlu dipelajari oleh
pemerintah,” jelasnya.
Dalam Nota Keuangan & RAPBNP 2012, pemerintah merencanakan kenaikan TTL bertahap sebesar 3% per kuartal mulai kuartal II.
Dengan mempertimbangkan itu, dana cadangan risiko kenaikan TTL sebesar Rp9,79 triliun di APBN 2012 ditiadakan.
Namun, subsidi listrik diusulkan ditambah dari Rp44,96 triliun jadi Rp93,05 triliun. Selain itu, efisiensi dilakukan dengan memangkas belanja rutin K/L sebesar Rp18,9 triliun guna menimalkan pelebaran defisit.
Pada prinsipnya, lanjut Agus, pemerintah ingin menjaga agar defisit anggaran negara pada tahun ini tidak lebih dari 2,23%.
Namun, dengan keputusan rapat Komisi VII DPR yang melarang kenaikan TTL ada risiko pelebaran defisit yang sumber pembiayaannya harus mulai dipikirkan.
“Itu akan pinjam lebih besar ke pasar dan situasi pada saat sekarang juga tidak mudah. Jadi yang saya ingin sampaikan pembahasan kemarin malam perlu kami kaji dulu,” tuturnya. (Bsi)
DPR menilai pembengkakan subsidi energi lebih disebabkan kelalaian pemerintah mengelola sejumlah proyek pembangkit energi, bukan hanya karena hambatan eksternal perekonomian global.
Anggota Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha mengatakan pemerintah tidak optimal mengelola sejumlah proyek pembangkit listrik.
Salah satunya, lanjut dia, terjadi keterlambatan proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt dan floating storage and regasification unit (FSRU).
“Proyek 10.000 MW itu tidak berjalan sesuai harapan, padahal sudah mengakibatkan pemborosan Rp27 triliun, FSRU juga hampir Rp8 triliun pemborosannya,” kata Satya di Jakarta, Jumat 16 maret 2012.
Jika proyek selesai, dia menuturkan pemerintah seharusnya dapat melakukan penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk keperluan pembangkit listrik.
Kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan perlambatan ekonomi dunia, menurut dia, bukan faktor utama pembengkakan subsidi.
Melihat tidak optimalnya kinerja pemerintah, lanjut dia, DPR hanya menyetujui pemberian tambahan subsidi untuk tarif tenaga listrik (TTL) Rp24 triliun, lebih rendah dari usulan semulai Rp53 triliun.
“Komisi VII DPR memutuskan mengurangi subsidi jadi cuma Rp24 triliun dari usulan Rp53triliun. Jadi totalnya [dengan subsidi sesuai APBN 2012] Rp93,05 triliun,” ujarnya.
Berdasarkan nota keuangan dalam RAPBNP 2012, pemerintah mengusulkan kenaikan belanja subsidi listrik sebesar Rp48,09 triliun atau membengkak hingga 107% dari Rp44,96 triliun menjadi Rp93,05 triliun.
Satya memperkirakan pembahasan RAPBNP 2012 molor lebih dari 1 April 2012. Dengan begitu, pemerintah berpotensi melanggar UU APBN 2012 yang menyatakan pembatasan BBM harus dilaksanakan 1 April 2012.
Selain subsidi, menurut Satya, program penghematan anggaran kementerian/lembaga (K/L) juga akan menimbulkan perdebatan alot dalam pembahasan RAPBNP 2012.
“Nanti penghematan K/L jadi pembahasan panjang, seperti pemotongan program sesuai tidak dengan realitas, tidak bisa sembarangan,” tuturnya.(01/Bsi)
Pemerintah dan Badan Anggaran DPR-RI menyepakati target penerimaan negara dari sektor minyak dan gas dalam RAPBNP 2012 sebesar Rp278,02 triliun dengan besaran cost recovery US$15,1 miliar.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro memaparkan pajak penghasilan (PPh) migas dipatok sebesar Rp67,91 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) SDA minyak Rp150,84 triliun, PNBP gas Rp47,46 triliun, dan PNBP lainnya yang merupakan bagian dari domestik market obligation (DMO) sebesar Rp11,79 triliun.
"Dalam APBN-P 2012, cost recovery US$15,1 miliar dan total penerimaan negara dari migas Rp278.02 triliun," kata Bambang dalam rapat Panja A Banggar DPR, Selasa malam (20/03).
Total penerimaan migas ini naik Rp12,08 triliun dari RAPBN-P 2012 yang diajukan pemerintah Rp265,94 triliun. Di sisi lain, target penerimaan migas sebesar Rp278,02 triliun cenderung stagnan jika dibandingkan dengan realisasi 2011 yang mencapai Rp278,27 triliun.
Sementara itu, asumsi cost recovery sebesar US$15,1 miliar diketok Banggar dengan catatan pemerintah harus melakukan efisiensi biaya produksi, mengupayakan renegosiasi harga gas, dan menjaga realisasi proyek eksplorasi lumbung migas baru.
"Cost recovery ini berkaitan dengan proyek-proyek baru, eksplorasi, dan realisasi investasi. Jadi akan berpengaruh jangka panjang," ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Evita Legowo.
Senada dengan yang diungkapkan Evita, Kepala BP Migas R. Priyono juga mengungkapkan dengan nilai cost recovery US$15,1 miliar, pihaknya akan bekerja keras guna meningkatkan penerimaan.
"Kami lebih baik cost recovery tetap US$15,1 miliar dan kerja keras untuk meningkatkan revenue agar rasio cost terhadap revenue-nya bisa turun," ungkap Priyono.
Dalam rapat tersebut, Banggar DPR memberikan catatan bahwa rasio cost recovery terhadap revenue bisa dipertahankan di tingkat 25%, bahkan diharapkan dapat terus diturunkan.(api)

Referensi : http://www.bisnis.com//
READ MORE - APBN-P 2012 REPUBLIK INDONESIA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Perbankan syariah tahun 2012

JAKARTA: Perbankan syariah mendesak bank sentral untuk segera menerbitkan aturan produk murabahah emas, produk pembiayaan untuk kepemilikan emas dengan cara mencicil.
Salah satu bank yang mendesak Bank Indonesia (BI) untuk menerbitkan aturan pembiayaan dengan akad murabahah untuk kepemilikan emas itu adalah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah).
“Kami mendesak BI untuk segera menerbitkan aturan murabahah emas karena produk tersebut sangat dibutuhkan oleh nasabah,” ujar Maryana Yunus, Head Product Development BRI Syariah kepada Bisnis, hari ini.
BRI Syariah sebelumnya telah memiliki Kepemilikan Logam Mulia (KLM), yang merupakan produk pembiayaan emas berbasis akad qardh.
Namun ekspansi produk ini harus dihentikan setelah BI menerbitkan Surat Edaran Bank Indonesia (BI) nomor 14/7/DPbs, yang salah satu poinnya melarang penggunaan akad ardh untuk produk kepemilikan logam mulia.Padahal produk ini sebelumnya menjadi salah satu andalan BRI Syariah untuk meningkatkan pembiayaan terutama pada segmen konsumer.
Bambang Kiswono, Peneliti Madya Perbankan Syariah BI, mengakui apabila sejumlah bank syariah telah mendesak bank sental untuk segera menerbitkan aturan murabahah emas.
“Dalam pembahasan aturan baru kami selalu mengundang bank syariah dan unit usaha syariah untuk memberi masukan. Dalam pembahasan tersebut bank syariah juga mendesak aturan tersebut segera dikeluarkan.”
Dia menjelaskan bank sentral masih terus mengkaji beberapa poin aturan, seperti batasan plafon serta rasio pembiayaan terhadap nilai jaminan (financing to value/FTV).
“Kami belum bisa menjabarkan poin-poinnya secara rinci, namun dalam murabahah emas bank dilarang untuk memungut biaya penyimpanan. Jadi keuntungan bank hanya margin saja.”
Produk ini, lanjutnya, juga tidak membutuhkan fatwa baru dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
“Murabahah emas akan menggunakan Fatwa DSN nomor 77 tentang jual beli emas secara tangguh.”
Meski mengaku tidak tahu kapan aturan baru tersebut akan keluar, namun Bambang menjanjikan kebijakan itu akan segera diterbitkan. “Kami harapkan tidak lama lagi aturan ini bisa keluar karena Dewan Gubernur BI telah memberikan izin untuk penerbitan aturan ini.”
Imam T. Saptono, Direktur PT Bank Negara Indonesia Syariah, mengatakan ada beberapa hal yang harus diatur secara ketat oleh bank sentral agar tidak terjadi spekulasi berlebihan dalam produk murabahah emas.
“Pertama, harus diatur batasan plafon emas yang bisa biayai. Kedua, harus diperketat analisa pembiayaan agar produk ini ditujukan kepada nasabah yang memiliki kemampuan keuangan yang cukup.”
Selain itu, lanjutnya, BI juga harus menetapkan FTV secara konservatif guna menekan risiko dari bank dan mengurangi keinginan nasabah untuk melakukan spekulasi.
“Kami pikir sebaiknya FTV murabahah emas sama dengan gadai emas, karena itu sangat konservatif.”
Adapun untuk gadai emas, BRI Syariah mengaku produk ini tidak mengalami pertumbuhan sejak BI membuka kembali suspensi sejak 8 Maret 2012.
“Portofolio gadai emas kami saat ini sekitar Rp750 miliar, relatif sama dengan 8 Maret lalu. Ini disebabkan karena nasabah yang melunasi lebih banyak daripada pembiayaan baru,” ujar Maryana. (faa)
Demi memperjuangkan kesetaraan pajak yang sama dengan konvensional, Asosiasi Bank Syariah Indonesia membentuk satuan tugas yang fungsinya meminta perubahan Peraturan Menteri Keuangan nomor 136 yang saat ini dinilai masih multi tafsir.
Achmad Kusna Permana, Kepala Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk selaku anggota Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), mengatakan asosiasi telah melakukan pertemuan dengan Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, guna membahas Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 136/PMK.03/2011 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha Pembiayaan Syariah.
Menurut Asbisindo, lanjut Permana, PMK tersebut multi tafsir sehingga ada potensi perbankan syariah dikenakan pajak ganda untuk pembiayaan berbasis akad ijarah dan ijarah muntahiyah bit tamlik (IMBT).
Dia menjelaskan multi tafsir disebabkan karena tidak ada penegasan pajak hanya dikenakan untuk ujroh (pendapatan ijarah), sehingga ada peluang pajak juga dikenakan pada depresiasi pokok pembiayaan.
Namun, pertemuan dengan BKF tersebut belum menghasilkan keputusan yang menjamin bahwa tidak ada pengenaan pajak ganda bagi akad sewa guna usaha tersebut. Asbisindo, lanjutnya, meminta dilakukan addendum (perubahan) atas PMK tersebut guna menghilangkan potensi multi tafsir.
“Asbisindo telah membentuk task force guna mengawal pembahasan PMK tersebut. Saya termasuk salah seorang yang ditugaskan dalam task force tersebut,” ujar Permana, hari ini Selasa 6 Maret 2012.
Sebelumnya Permana pernah menyampaikan, praktik pajak ganda akan kembali terulang pada perbankan syariah khususnya pada dua akad tersebut. Ini akan menyulitkan perbankan syariah bersaing dengan bank konvensional karena harus membayar pajak yang lebih besar.
“Kami tidak meminta keringanan pajak, hanya menginginkan perlakukan yang sama dengan konvensional. Kalau di konvensional hanya keuntungan yang dikenakan pajak, maka di bank syariah harus diperlakukan sama.”
Beberapa waktu lalu Kemkeu mengumumkan penerbitan dua peraturan mengenai pajak penghasilan atas kegiatan usaha pembiayaan syariah dan kegiatan usaha perbankan syariah.
Aturan tersebut adalah PMK Nomor 136/PMK.03/2011 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha Pembiayaan Syariah dan PMK Nomor 137/PMK.03/2011 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha Perbankan Syariah.
Dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa perlakuan pajak yang sama antara ijarah dengan kegiatan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease). Selain itu sewa guna usaha IMBT diperlakukan sama dengan sewa guna usaha dengan hak opsi (financial lease). (faa)
Kepemilikan Logam Mulia yang selama ini menjadi salah satu produk andalan dari beberapa bank syariah, ternyata hanya seumur jagung.
Produk pembiayaan bagi nasabah untuk memiliki emas dengan cicilan ini, dilarang ekspansi setelah Bank Indonesia (BI) menerbitkan Surat Edaran nomor 14/7/DPbs tentang Produk Qarrdh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
“Dalam aturan tersebut kami melarang bank memberikan pembiayaan qardh untuk memiliki emas. Pembiayaan hanya untuk mendapatkan dana, sehingga produk kepemilikan logam mulia yang ada saat ini harus dihentikan,” ujar Direktur Perbankan Syariah Mulya Siregar, hari ini.
Dia menjelaskan bank yang memiliki produk KLM dengan skema qardh tidak boleh mengakuisisi nasabah baru. Adapun untuk nasabah eksisting harus diselesaikan dalam masa transisi yakni selama 1 tahun.
Sebagai gantinya, lanjut dia, saat ini bank sentral sedang menggodok aturan pembiayaan pemilikan emas dengan skema murabahah. Namun, belum bisa dipastikan kapan aturan baru tersebut akan keluar.
Salah satu bank yang memiliki produk KLM adalah Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) yang diluncurkan pada pertengahan Juni 2011 lalu. Produk kepemilikan emas ini menggunakan skema qardh dan ijarah. (api)

rEFERENSI :http://www.bisnis.com/
READ MORE - Perbankan syariah tahun 2012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Perkembangan Bank Danamon Di Indonesia Masa Mendatang

JAKARTA: Bank Indonesia mengaku belum dapat memberikan izin rencana akuisisi 67,37% saham PT Bank Danamon Tbk oleh DBS Group Holdings karena aksi tersebut belum masuk dalam rencana bisnis bank.
Direktur Direktorat Pengawasan Bank 2 Bank Indonesia (BI) Endang Kussulanjari Tri Subari mengungkapkan bank sentral tidak dapat menyetujui setiap aksi korporasi yang belum dimasukkan ke dalam rencana bisnis bank (RBB).
Meski demikian, dia mengungkapkan BI tidak menganut mekanisme pemberian sanksi bagi bank yang tidak memasukan rencana strategis ataupun aksi korporasi ke dalam RBB.
"Mereka harus memasukan kalau ada rencana yang strategis seperti itu. Kalau tidak dimasukan, tidak bisa disetujui. Di rencana bisnis dua bank itu tidak ada. Kami sudah tanyakan, ada corporate action atau tidak, ternyata tidak ada," ujarnya hari ini.
Meski demikian, Endang menegaskan, masing-masing pihak yang terlibat dalam rencana akuisisi tersebut masih memiliki kesempatan untuk memasukan revisi RBB pada semester yang akan datang. Dengan demikian rencana akuisisi tersebut masih bisa berjalan.
Dia juga mengakui saat ini bank sentral belum memberi keputusan akhir mengenai rencana akuisisi tersebut. Hal tersebut disebabkan masing-masing pihak yang terlibat melakukan pembicaraan langsung dengan bank sentral.
Endang juga menyatakan bank sentral telah memanggil perwakilan PT Bank Danamon Tbk untuk mengahdap, tetapi rencana pertemuan tersebut belum terealisasi.
Selain memanggil pihak Bank Danamon, tambahnya, Bank Indonesia juga berencana memanggil pemilik utama (ultimate holder) dari DBS Group dan Bank Danamon yaitu Temasek Holdings. Namun hingga kini bank sentral belum mengirimkan surat panggilan.
"Kalau manggil sudah pasti. Kami mau tahu rencana kemudian seperti apa karena katanya mau dimerger. Manggil kan bagian dari penegcekan informasi. Kalau memanggil [Bank Danamon], sudah kami lakukan. Responnya positif," terangnya.
Ditungu Bapepam-Lk
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida mengaku belum dapat memproses aksi tersebut di pasar modal apabila Bank Indonesia belum mengeluarkan izin.
"Karena ini masalahnya corporate action di bank, tentunya izin BI lebih penting. Ketika mereka memasukkan permohonan izin ke Bapepam-LK, kami akan menanyakan izin dari Bank Indonesia karena itu regulator induknya. Jadi Bapepam akan mensyaratkan izin dari BI bisa didapatkan dulu," terangnya.
Adapun, tambahnya, hingga saat ini Bapepam-LK belum menerima surat permohonan untuk mengakuisisi saham Bank Danamon dari pihak manapun.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengungkapkan pembelian saham Bank Danamon oleh DBS Group Holdings dari Fullerton Financial Holding seharusnya tidak ada masalah dan sah secara hukum.
"Merger kan sesuai dengan arsitektur perbankan yang menginginkan penciutan jumlah bank dengan merger dan akuisisi. Ini justru akan memperkokoh perbankan nasional. BI mengetahui hal itu. Jadi selama proses tidak melanggar hukum dan membuat industri lebih solid, kenapa tidak," ungkapnya kepada Bisnis.
Menurutnya hal yang paling penting saat ini adalah mengawal aksi korporasi tersebut. Bank sentral harus mengetahui pasti apakah perseroan berencana mengakuisisi, sinkronisasi atau merger terhadap kedua entitas. "Dan hal tersebut bukan proses yang sulit untuk dilakukan," tegasnya.
Fauzi melanjutkan, jika BI mengingkan adanya pencatatan dalam RBB mengenai aksi yang akan dilakukan, maka masing-masing pihak dapat melakukannya tanpa kesulitan melalui revisi RBB yanga kan dilakukan awal semester II nanti.
Sebelumnya Deputi Gubernur bidang Pengawasan Bank BI Halim Alamsyah mengungkapkan bank sentral memasukkan poin penerapan asas kesetaraan bisnis antara perbankan Indonesia dan Singapura dalam syarat disetujuinya akuisisi Bank Danamon oleh DBS Group Holdings.
Meski demikian, dalam kesempatan sebelumnya Piyush Gupta, Chief Executive Officer DBS Group Holdings Ltd and DBS Bank Ltd, optimistis proses akuisisi dapat selesaid alam waktu 6 bulan karena sejauh ini transaksi tersebut sah secara hukum dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
DBS mengumumkan rencana akuisisi secara tidak langsung terhadap 100% saham milik Fullerton Financial Holdings Pte Ltd di PT Bank Danamon Tbk sebanyak 67,42%, yang dikendalikan oleh Grup Temasek, Singapura. Nilai akuisisi itu mencapai Rp45,2 triliun (US$6,2 miliar). (sut)
JAKARTA: Momentum akuisisi Bank Danamon oleh DBS Group asal Singapura merupakan saat tepat bagi perbankan nasional meminta Monetary Authority of Singapore menerapkan azas kesetaraan bisnis atau resiprokal
“Kami kira ini waktu yang tepat bagi bank di Indonesia untuk meminta azas resiprokal dilakukan, karena kami melihat bank [asal] Singapura bisa membuka cabang dan ATM dimanapun secara fleksibel di Indonesia,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, Senin, 16 April 2012.
Dia berharap Monetary Authority of Singapore (otoritas jasa keuangan Singapura) bisa memberikan perlakukan yang sama kepada bank asal Indonesia yang beroperasi di Singapura, sebagaimana BI memberikan kemudahan izin bagi bank Singapura untuk membuka cabang dan ATM di dalam negeri.
“Yang diminta menurut hemat kami tidak merugikan [Singapura] hanya resiprokal saja,” tegasnya.
Menurut catatan Bisnis, bank terbesar di Indonesia dari sisi aset ini berencana untuk memperluas layanan di Singapura melalui penambahan cabang dan pembukaan layanan anjungan tunai mandiri, serta izin operasional penuhSaat ini, layanan Bank Mandiri di negeri jiran tersebut masih terbatas karena tidak bisa mengelola dana pihak ketiga dari penduduk Singapura.
Pekan lalu, Direktur Utama Bank Negara Indonesia Gatot M Suwondo mendukung rencana Bank Indonesia yang akan meminta penerapan azas kesetaraan sebagai bagian dari izin akuisisi Danamon oleh DBS Group.
“Kami merasa kok gak ada resiprokal yah. kami selalu ditekan gak boleh ini gak boleh itu. Tapi disini bank asing enak banget,” ujarnya. (msb)

Referensi :http://www.bisnis.com//
READ MORE - Perkembangan Bank Danamon Di Indonesia Masa Mendatang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS